Bom Model Teroris, Siapa pun Bisa Bikin

Bom Model Teroris, Siapa pun Bisa Bikin
Bom Model Teroris, Siapa pun Bisa Bikin
Rifai mulai bergabung dengan lembaga yang pernah dibesarkan B.J. Habibie saat menjabat menteri riset dan teknologi (Menristek) tersebut pada 1985. Itu setelah dia tamat kuliah dari Jurusan Teknik Kimia ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember) Surabaya. Dua tahun berselang, Rifai berkesempatan memperdalam ilmu pertahanan di Technical University of Berlin, Jerman. Ilmu yang dipelajari lebih spesifik lagi, yakni soal bom.

Menguasai ilmu tentang bom memang cita-cita Rifai sejak remaja. Dulu, waktu masih duduk di bangku SMA, dia selalu membayangkan bisa mencegat penjahat yang berusaha kabur dengan bom asap hitam. "Kalau ada penjahat kabur, lempar bom, keluar asap hitam. Penjahatnya terkurung tak tahu mau lari ke mana," jelasnya mengenang.

Meski tak turun tangan langsung, dengan gamblang Rifai bisa menjelaskan seluk-beluk bom yang meledak di JW Marriott dan Ritz-Carlton.

Menurut dia, bom yang meledak tersebut merupakan jenis low explosive. Berdasar residu yang tertinggal pascaledakan, kandungan bahan peledak tersebut merupakan black powder. Ini campuran potasium nitrat, arang, sulfur, dan alumunium powder. "Bahan-bahan itu ada di sekeliling lingkungan kita," jelasnya.Arang, kata Rifai, adalah arang biasa yang terbuat dari batok kelapa, sedangkan alumunium powder merupakan bubuk yang biasa digunakan untuk sumbu petasan.

"Bom model begitu, siapa pun orang yang memperhatikan cara membuatnya bisa membikin," terang pria yang semasa mahasiswa satu angkatan dengan Menkominfo Muhammad Nuh tersebut.Yang agak sulit, kata Rifai, menyelundupkan bom ke dalam hotel dengan sistem keamanan ketat, seperti di Marriott dan Ritz-Carlton. Sebab, bila bom dirakit di luar, rangkaian bom plus detonator pasti terbaca detektor. Sebab, detonator berbahan Penta Erytritole Tetranitrat dan Lead Azid yang berjenis logam.

Sejak peritiwa peledakan bom di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton, 17 Juli lalu, Akhmad Rifai kerap dicari wartawan. Bukan karena dia menjadi saksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News