Bom Samosir Ulah Teroris Kelas Teri
Senin, 31 Desember 2012 – 08:00 WIB
Lebih lanjut, penulis buku "Terorisme Ancaman Yang Tiada Akhir" itu menjelaskan, pelaku bom botol di Samosir itu bukanlah kelompok teroris yang mapan, yang sudah punya jaringan kuat. Pelaku, menurutnya, hanya individu saja.
Baca Juga:
Indikasinya, lanjut dia, di benda yang mengheohkan itu tidak ditemukan detonator. "Karena untuk mendapatkan detonator itu bukan hal yang gampang. Kalau tidak punya jaringan, susah mendapatkan detonator," ujar Wawan, peneliti mengenai terorisme, yang secara khusus mendalami serangkaian ledakan bom di berbagai gereja pada malam Natal tahun 2000, itu.
Wawan mengibaratkan jaringan teroris dengan jaringan narkoba. Seorang yang bukan anggota jaringan narkoba, kata dia, tidak akan gampang untuk bisa mendapatkan narkoba. Begitu pun, jika bukan jaringan teroris, maka tidak akan gampang untuk mendapatkan detonator. "Karena jaringan itu tidak mudah percaya dengan orang lain yang bukan anggota jaringannya. Jadi, saya yakin pelaku di Samosir itu orang iseng," kata dia.
Orang iseng tapi bukan berarti pelakunya sembarangan kan? Wawan membenarkan hal itu. Kalau orang sembarangan, katanya, tidak akan mampu membaca situasi psikologis massa yang masih dilingkupi stigma bom Natal dan Tahun Baru.
JAKARTA - Benda mencurigakan mirip bom di samping gereja Katolik stasi Salaon Toba, Paroki Santo Mikael di Desa Salaon Toba, Kecamatan Ronggur
BERITA TERKAIT
- Belasan Warga Bantargadung Sukabumi Diduga Keracunan Seusai Menyantap Jamur
- Sekda Batanghari Tersangka Penipuan, Begini Kasusnya
- Pemkot Pontianak Pangkas Anggaran Perjalanan Dinas
- Jumlah Kendaraan di Kota Bandung saat Libur Natal Menurun
- Pastikan Keamanan Natal, Irjen Iqbal Kunjungi Sejumlah di Gereja di Pekanbaru
- Pj Gubernur Sumsel Jamin keselamatan Umat Katolik Saat Misa Natal 2024