Bom Serang Konvoi Militer Mesir
KAIRO - Operasi penumpasan militan di Dataran Tinggi Sinai, Mesir, semakin mengkhawatirkan bagi personel militer yang bertugas. Kemarin (20/11) sebuah konvoi bus militer dihantam bom jalanan saat berpatroli di wilayah Kharouba. Sedikitnya 10 tentara tewas dan puluhan lainnya terluka.
Serangan yang menarget tentara Mesir meningkat selama beberapa bulan terakhir di Sinai sejak lengsernya Muhammad Mursi dari kursi kepresidenan. Tidak ada yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan kemarin. Namun, kondisi keamanan yang tidak stabil di wilayah semenanjung tersebut dipicu lengsernya mantan Presiden Hosni Mubarak karena revolusi rakyat dua tahun lalu.
Jatuhnya kekuasaan Mubarak pada Februari 2011 menjadikan wilayah utara Sinai dikuasai kelompok jihad yang beberapa di antaranya terkait dengan militan di Jalur Gaza. Pada September, militer melancarkan serangan besar-besaran untuk menumpas militan Islam di Sinai. Namun, mereka malah menghadapi perlawanan gigih dari para jihadis yang melakukan serangkaian pengeboman. Dalam beberapa bulan terakhir, sudah 100 tentara tewas dalam operasi militer di Sinai.
Dalam serangan di dekat El Arish, wilayah ibu kota Sinai Utara, kemarin, bom dipasang di dalam mobil yang diparkir di pinggir jalan. Bom itu diledakkan menggunakan remote control saat konvoi lewat. Insiden terjadi sekitar pukul 07.45 waktu setempat.
Pengeboman tersebut diyakini sebagai yang paling mematikan di Sinai, yang berbatasan dengan Gaza dan Israel, sejak Agustus lalu. Pada 19 Agustus, sekelompok pria bersenjata menyerang sebuah konvoi militer Mesir dan menewaskan 25 polisi di Kota Rafah, Sinai Utara.
Di antara 10 korban tewas kemarin, 6 adalah tentara, 3 polisi, dan seorang sopir. Lalu, ada 35 tentara terluka dalam serangan yang menghancurkan satu di antara dua bus dalam konvoi tersebut.
Serangan itu dilaporkan menarget Unit Dua Pasukan Angkatan Darat yang ditugaskan di Sinai dan sudah terlibat dalam sebuah operasi penghancuran sejumlah terowongan di sepanjang perbatasan dengan Gaza. Terowongan tersebut biasa digunakan militan Islam untuk melancarkan serangan dan menyelundupkan berbagai kebutuhan, termasuk senjata.
Perdana Menteri Interim Hazem Beblawi mengecam serangan tersebut dan menyatakan sedang mencari alternatif untuk merespons insiden terorisme itu. Militer Mesir menegaskan tidak akan gentar dengan serangan tersebut dan melanjutkan perang terorisme hitam.
Sementara itu, sebuah kelompok jihad di Sinai yang terhubung dengan Al Qaeda mengaku telah membunuh seorang perwira tinggi di Badan Keamanan Nasional Mesir. Ansar Bayt al Maqdis, juru bicara kelompok tersebut, mengatakan, anggotanya membunuh Kolonel Mohammed Mabruk di rumahnya di timur Kairo awal pekan ini. Mabruk sendiri adalah salah seorang saksi yang akan memberikan keterangan memberatkan dalam persidangan Presiden Mursi.
Sang kolonel diyakini berperan penting dalam membongkar sebuah jaringan anggota Ikhwanul Muslimin yang berupaya membantu para pemimpin gerakan itu kabur ke luar negeri pasca tergulingnya Mursi. Mantan presiden tersebut adalah salah seorang tokoh penting Ikhwanul Muslimin.
Militer melengserkan Muhammad Mursi 3 Juli lalu setelah didesak jutaan warga. Mursi, presiden pertama yang terpilih secara demokratis di Mesir, menganggap pelengserannya itu sebagai kudeta. (CNN/AFP/cak/c17/dos)
KAIRO - Operasi penumpasan militan di Dataran Tinggi Sinai, Mesir, semakin mengkhawatirkan bagi personel militer yang bertugas. Kemarin (20/11) sebuah
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta Ikut Nobar Laga Indonesia vs Jepang
- KBRI Dili Gelar Nobar Laga Timnas Indonesia vs Jepang
- Amerika Parkir Rudal Typhon di Filipina, Bikin China Ketar-ketir
- Kang TB Sodorkan 4 Catatan Kritis soal Joint Statement Maritime RI-Tiongkok
- Temui Para Taipan Tiongkok, Prabowo Amankan Investasi Rp 156 Triliun
- Ditunjuk Jadi Wakil Ketua Delegasi, Raja Juli Mendampingi Hashim ke Forum COP29