Bom Surat Meledak di Kantor Nuklir Swiss
Jumat, 01 April 2011 – 13:22 WIB
Dari luar, sama sekali tidak terlihat kerusakan di gedung bertingkat itu. Menurut petugas, kerusakan di dalam gedung pun tidak terlalu parah. Kendati demikian, petugas tetap melakukan identifikasi. Mereka berharap menemukan petunjuk soal pengirim bom. Tapi, sampai kemarin sore, belum ada individu atau kelompok yang mengklaim serangan tersebut.
Baca Juga:
Sempat ada dugaan bahwa bom surat itu ditujukan pada enam karyawan Swissnuclear yang bekerja di lantai enam gedung tersebut. Namun, polisi tidak langsung mempercayai laporan tersebut. Apalagi, motivasi di balik pengiriman bom surat itu masih terus digali. Tapi, belakangan, sentimen publik Swiss terhadap energi nuklir memang meningkat.
Sampai sekarang, Swiss masih mengoperasikan lima pembangkit listrik energi nuklir yang seluruhnya bernaung di bawah Swissnuclear. Yakni Alpiq, Axpo, BKW, CKW dan EGL. Kelimanya menyumbangkan energi listrik sebanyak 40 persen untuk republik federal yang terletak di Eropa Tengah tersebut.
Bersamaan dengan terjadinya ledakan, sekitar 30 aktivis Greenpeace sedang berunjung rasa di markas Alpiq. Kantor pusat perusahaan pembangkit listrik tersebut hanya berjarak beberapa meter dari Swissnuclear. "Begitu mendengar ledakan, kami langsung membubarkan diri. Kami menunda aksi dan menegaskan bahwa Greenpeace tidak ada kaitannya dengan semua ini," terang Florian Kasser dari Greenpeace Swiss.
ZURICH - Krisis nuklir Jepang membawa dampak buruk bagi negara-negara Eropa yang juga menggunakan atom sebagai pembangkit energi listrik. Salah satunya
BERITA TERKAIT
- Beda dengan Prabowo, Trump Tunjuk Utusan Khusus Presiden untuk Atasi Krisis Ukraina
- Wapres Sara Duterte Digugat Pidana oleh Kepolisian Filipina
- Rawhi Fattuh Jadi Calon Kuat Presiden Palestina, Siapakah Dia?
- Mahmoud Abbas Keluarkan Dekrit Demi Penggantinya di Jabatan Presiden Palestina
- BPK Dorong Tata Kelola Pendanaan Iklim yang Transparan dan Efektif
- Hubungan Presiden dan Wapres Filipina Retak, Beredar Isu Ancaman Pembunuhan