'Bom Waktu' Rakitan SBY Mulai Aktif

'Bom Waktu' Rakitan SBY Mulai Aktif
'Bom Waktu' Rakitan SBY Mulai Aktif
Keputusan tersebut, menurut Yunarto pula, memperlihatkan bahwa SBY tidak melihat aspek ideologi dan skala prioritas dalam hal menyusun konsep koalisi pendukungnya. Konsep yang dipakai katanya, adalah 'tampung semua' dengan tujuan mengejar kekuatan besar di parlemen. 'Campur-aduk' ideologi seperti ini, katanya pula, akan berpengaruh dalam penyikapan yang berbeda dalam setiap permasalahan yang muncul.

"Termasuk kasus cicak versus buaya dan skandal Bank Century. Kondisi ini berpotensi memunculkan bottlenecking (tercekik) dalam setiap upaya perancangan RUU atau kebijakan di berbagai bidang, karena pola pikir dan sikap yang berbeda," ujar Yunarto.

Selain itu, Yunarto juga berpersepsi bahwa SBY tidak memperhatikan aspek integritas dalam upaya membangun koalisinya. Secara tidak langsung katanya, banyak tertampung orang-orang partai 'bermasalah' yang akhirnya membebani koalisi itu sendiri. "Hal ini berujung pada konflik internal di antara orang-orang yang bekerja dalam pemerintahannya," ujar Yunarto, sembari mencontohkan bagaimana isu mengenai 'perang dingin' antara Sri Mulyani dengan Golkar akhirnya membebani SBY sendiri. (fas/jpnn)

JAKARTA - Mengalirnya desakan reshuffle dan isu perpecahan koalisi, merupakan sebuah konsekuensi dari keputusan politik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News