Bombana Dihantam Badai
Selasa, 15 Januari 2013 – 01:25 WIB
Warga yang rumahnya mengalami kerusakan berat, langsung mengungsi ke rumah kerabat atau tetangga mereka yang rumahnya jauh dari pinggir pantai. Sampai siang kemarin, BPBD baru sebatas melakukan identifikasi kerusakan, serta pemantauan lapangan. Jika terjadi intensitas gelombang yang masih tinggi, pihaknya akan menyiapkan posko darurat dan dapur umum. "Sampai sekarang tidak ada aktifitas ekenomi di sini (Matirowalie), karena rata-rata warganya berprofesi sebagai nelayan. Mereka tidak lagi melaut karena gelombang yang tinggi," sambungnya.
Gelombang tinggi disertai angin kencang diakui Kepala Desa Matirowalie, Sundusing, sudah empat hari berturut-turut terjadi. Setelah kejadian terparah Sabtu dinihari kemarin, masyarakatnya masih terus was-was. Sundusing menuturkan, gelombang dan angin kencang kerap terjadi di Matirowalie, namun yang mengalami kerusakan terparah seperti Sabtu dinihari kemarin, baru dirasakan lagi sejak 30 tahun terakhir.
"Biasanya angin kencang, sekarang disusul gelombang tinggi. Selain 43 rumah rusak, 15 diantaranya rusak berat. pengerasan jalan yang dikerja PNPM juga rusak karena materialnya turut disapu gelombang," katanya. Sundusing mengaku, banyaknya rumah-rumah yang rusak akibat gelombang juga disebabkan karena tidak adanya talud pemecah atau penghalang gelombang yang dibangun antara bibir pantai dan rumah warga. "Semua rumah rusak berdiri memanjang di bibir pantai tanpa pembatas," sambungnya.
Budiman, warga Matirowalie mengaku, baru merasakan ada angin kencang dan gelombang tinggi menerjang daerahnya. Kepala bidang SMP dan SMA, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Bombana itu mengatakan, akibat cuaca ekstrim itu, rumah-rumah yang berdiri di bibir pantai sepanjang satu kilometer mengalami kerusakan.
RUMBIA - Cuaca ekstrim masih melanda Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra). Angin kencang disertai banjir robmemporak-porandakan rumah di
BERITA TERKAIT
- Memiliki 8 Paket Sabu-Sabu, Pria di Palangka Raya Terancam Hukuman Berat
- Kapal Mengangkut Pekerja Migran Ilegal Tenggelam di Perairan Karimun, 3 Orang Hilang
- Kelulusan 1 PPPK Guru di Bima Dibatalkan, Ini Sebabnya
- Banyak Formasi PPPK 2024 Tahap 1 Tanpa Pelamar, Terungkap Penyebabnya
- Data Sementara Jumlah Pelamar PPPK 2024 Tahap 2, Lumayan Banyak
- Tour de Singkarak Tidak Lagi Digelar