Bonek Aljazair Gelar Doa, Pendukung Portugal Lepas Bendera
Selasa, 22 Juni 2010 – 07:07 WIB

Suporter Aljazair menyempatkan diri mengunjungi Cape Point (Tanjung Harapan) setelah menonton tim mereka bertanding melawan Inggris. Foto Yuyung Abdi/JAWA POS
Begitu sampai di puncak Cape Point, udara dingin langsung membuat tubuh menggigil. Tangan rasanya mati semua. Sore itu, kondisi puncak juga berkabut tebal. Karena itu, pemandangan di bawah dan kejauhan kurang begitu jelas karena tertutup kabut. Padahal, bila kabut tidak turun, pengunjung bisa menyaksikan pertemuan arus antara Samudera Atlantik dan Samudera Hindia.
Di puncak tersebut terdapat bangunan menara suar setinggi 240 meter. Menurut informasi yang tertera di bangunan itu, menara tersebut dibikin pada abad XVI. Selain mercusuar, di puncak Cape Point ada rambu penunjuk arah menuju ke kota-kota besar di beberapa negara tetangga Afrika Selatan, lengkap dengan jaraknya. Misalnya, Cape Point ke Paris berjarak 9.294 km. Lalu, ke Berlin berjarak 9.575 km. Ke Jerussalem, jarak tempuhnya mencapai 7.468 km.
Pemandangan yang dilalui menuju Cape Point sangat indah. Jalannya beraspal hot mix. Menuju puncak Cape Point memang seperti terus menuju puncak gunung. Tapi, melewati jalur itu, pengunjung dibikin tidak terasa. Sebab, pertama, jalannya terasa tidak seperti menanjak.
Kedua, pemandangan di kanan kiri menuju Cape Point sangat indah. Saat berangkat, di sebelah kiri jalan ada pemandangan pantai Samudera Hindia yang indah dan menawan. Di sebelah kanan ada pegunungan bebatuan yang tak kalah indah, diterpa awan yang menggumpal.
Di antara tempat menarik di Cape Town, Afrika Selatan, yang dikunjungi banyak suporter selama berlangsungnya Piala Dunia adalah The Cape of Good
BERITA TERKAIT
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara