Bonek Aljazair Gelar Doa, Pendukung Portugal Lepas Bendera
Selasa, 22 Juni 2010 – 07:07 WIB

Suporter Aljazair menyempatkan diri mengunjungi Cape Point (Tanjung Harapan) setelah menonton tim mereka bertanding melawan Inggris. Foto Yuyung Abdi/JAWA POS
Menurut beberapa pengunjung, mereka datang ke Cape Point untuk mencari berkah. "Teman-teman kami yang datang ke Cape Town juga pergi ke sini (Cape Point)," kata El Hadi Zerari, suporter Aljazair yang sore itu mengoordinasi satu bus (berisi sekitar 50 orang) teman-temannya.
Dia percaya doanya saat di puncak Cape Point akan terkabul. "Apa salah jika saya berdoa di sini agar tim kami bisa lolos ke babak selanjutnya?" kata pria 37 tahun yang berprofesi sebagai presenter sebuah televisi di Aljazair tersebut.
Selain bertemu suporter Aljazair, sore itu kami bertemu 20-an suporter Portugal. Mereka menuju puncak Cape Point dengan membawa serta bendera negaranya. Mereka lalu berfoto ria dengan bendera itu sebelum akhirnya bendera tersebut dilemparkan dari puncak Cape Point. "Kami percaya, keinginan kami akan terkabul jika disampaikan di sini," ujar Tony Labelo, koordinator suporter Portugal.
Apa keinginan Tony? Dia menyebut ada beberapa. Salah satunya, dia berharap Portugal bisa menjuarai Piala Dunia tahun ini. Lantas, apa maksud ritual melepas bendera Portugal itu? Tony hanya tersenyum, tak bisa menjawab detail. "Tidak ada maksud apa-apa. Kalau (bendera) ini dilepas, kami masih punya (bendera) yang lain," ungkap pria 68 tahun tersebut. (*/ari)
Di antara tempat menarik di Cape Town, Afrika Selatan, yang dikunjungi banyak suporter selama berlangsungnya Piala Dunia adalah The Cape of Good
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara