Bongkar Skandal Papa Minta Saham = Memutus Garong Republik
jpnn.com - JAKARTA - Aktivis sekaligus budayawan Romo Benny Susetyo menilai, dua kali persidangan Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR terkait Papa Minta Saham justru terkesan melecehkan MKD sebagai institusi pengawal etik Wakil Rakyat.
"Selama dua kali persidangan, tidak terlihat upaya MKD masuk ke wilayah dugaan pelanggaran etik Ketua DPR Setya Novanto. Sidang mengarah kepada pengadilan terhadap pengadu Sudirman Said dan saksi Maroef Sjamsoeddin," kata Benny Susetyo, di Jakarta, Jumat (4/12).
Boro-boro menyuguhkan penelusuran terhadap dugaan pelanggaran etik, Benny mengatakan, publik malah dipertontonkan dengan akrobat politik anggota MKD yang integritas dan moralitas publiknya dipertanyakan.
"Padahal, ini skandal besar dan memang MKD tidak layak mengadilinya karena DPR saat ini sedang kehilangan kepercayaan publik," tegasnya.
Romo Benny mengatakan, kasus ini sesungguhnya bisa dijadikan momen bangsa untuk bersih-bersih. Karena itu, seharusnya semua fakta diungkap.
"Saya lebih berharap Kejaksaan, Polri dan KPK bertindak cepat mengusutnya. Kalau terungkap, Indonesia bisa memutus sejarah masa lalu bahwa negeri ini dikendalikan pedagang perantara berkedok rakyat tapi menggarong republik ini. Negeri ini dirampok politik elitisnya," pungkas Romo Benny. (fas/jpnn)
JAKARTA - Aktivis sekaligus budayawan Romo Benny Susetyo menilai, dua kali persidangan Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR terkait Papa Minta
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Paman Birin Mundur, Pemerintah Tunjuk Sosok Ini Sebagai Plt Gubernur Kalsel
- Kunker ke Desa Budo, Dirjen Bina Pemdes Ajak Semua Pihak Berkolaborasi untuk Memajukan Desa
- Reza Indragiri Adukan Fufufafa & Mobil Esemka ke Lapor Mas Wapres Gibran, Ini yang Terjadi
- Pertama di Indonesia, Asosiasi Mahasiswa China di President University Resmi Berdiri
- Tegas, Pertamina Hentikan Operasi SPBU Nakal di Yogyakarta
- BNPT Dorong Kolaborasi Multipihak untuk Cegah Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme