Boni Perkenalkan Cara Berpikir Kacau dengan Istilah Ruhutisme
jpnn.com - JAKARTA - Gerakan Nasional Anti-Diskriminasi (Granad) baru saja memperkenalkan istilah Ruhutisme. Istilah ditujukan kepada kader Partai Demokrat Ruhut Sitompul yang dinilai kerap menyinggung permasalahan rasisme.
Inisiator Granad, Boni Hargens menjelaskan istilah Ruhutisme merupakan sistem berpikir yang kacau atau ngawur yang tidak didasarkan pada penalaran silogistis yang berbasis data yang akurat, yang secara tendensius menyerang lawan bicara secara personal dalam sebuah diskusi atau menyerang lawan bicara secara irasional dengan menghina identitas ras dan etnik yang bersangkutan.
Tak hanya itu, Boni juga memperkenalkan istilah Ruhutis yang merupakan kata sifat yang mengacu pada sikap atau tindakan seseorang yang cenderung menyerang lawan bicara secara ngawur, tidak berbasis data yang akurat.
Sementara Ruhutian adalah orang yang bertindak atau bersikap cenderung menyerang lawan bicara secara ngawur, tidak berbasis data yang akurat dan cenderung rasis.
"Ruhutisme menyerang lawan bicara secara irasional dengan menghina identitas ras dan etnik yang bersangkutan," tutur Boni saat mengelar jumpa pers di Gallery Cafe Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (9/2).
Menurut catatan Granad, Ruhut acapkali melontarkan pernyataan kontroversi, bahkan berbau rasis. Seperti pada Pansus Century 6 Januari 2010. Saat itu dikatakan Boni bahwa Ruhut melukai hati etnis Makasar, khususnya dan bangsa Indonesia pada umumnya. "Karena waktu itu dia menyebut Wakil Presiden 2004-2009 M.Jusuf Kalla dengan sebutan Daeng," serunya.
Kemudian, pada 5 Desember 2013, Ruhut menyerang dirinya dengan menyebut warna kulitnya yang hitam, yang dikaitkan dengan hitamnya lumpur Lapindo dalam sebuah debat di stasiun TV One.
"Tindakan yang berulang-ulang ini menjadi preseden yang kuat untuk menarik kesimpulan bahwa kengawuran yang dilakukan Ruhut Sitompul yang juga seorang pengacara itu merupakan satu jenis sistem berpikir. Inilah konteks historis kenapa terminologi (istilah) mengapa Ruhutisme muncul," pungkasnya. (chi/jpnn)
JAKARTA - Gerakan Nasional Anti-Diskriminasi (Granad) baru saja memperkenalkan istilah Ruhutisme. Istilah ditujukan kepada kader Partai Demokrat
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- TPDI Desak Polri Tindak Tegas Oknum Penyidik yang Diduga Bermain di Kasus Ahli Waris PT ASM
- 5 Berita Terpopuler: Akun SSCCASN R2 Berubah, Para Honorer Jangan Sedih ya, Ada Formasi Tampungan yang Disiapkan
- Damkar Trenggalek Evakuasi 236 Ular di Permukiman Warga Selama 2024
- Hari Ini Menteri Kabinet Merah Putih TInjau Langsung Program Makan Bergizi Gratis
- Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, Warga Harap Siapkan Payung
- PPPK Paruh Waktu Belum Jelas, Dinas Berani Ambil Keputusan soal Honorer Gagal