Boni Sebut Oposisi Kehilangan Isu Elegan untuk Serang Jokowi
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Boni Hargens menilai kelompok oposisi saat ini kehilangan isu yang elegan untuk menyerang pemerintahan Presiden Joko Widodo. Menurut Boni, presiden yang kondang disapa dengan panggilan Jokowi itu justru mampu memperlihatkan integritas sebagai pemimpin lewat kerja cepat dan menghadirkan narasi berdasa fakta.
Boni mengatakan, kinerja Jokowi yang moncer membuat sejumlah pihak menggunakan media sosial untuk mengumbar hoaks dan fitnah ke mantan gubernur DKI itu. Tujuannya demi menggerus elektabilitas Jokowi pada Pemilu 2019 mendatang.
"Kondisi diperparah absennya aturan sejak awal membuat medsos menjadi hutan rimba. Fitnah, kepalsuan dan kampanye hitam dibangun tanpa kelihatan secara jelas siapa arsitek dan pekerja lapangan dari proyek fake democracy yang abu-abu itu," ujar Boni di Jakarta, Sabtu (10/3).
Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) mencontohkan beberapa berita bohong yang sempat viral di media sosial. Antara lain hoaks kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI), pemerintahan anti-Islam, eksodus warga negara Tiongkok untuk menguasai RI, serta rumor pembantaian terhadap tokoh agama.
"Ini merupakan rekayasa yang tidak bermoral. Presiden Jokowi dijadikan sasaran tembak dari semua rekayasa dan kampanye hitam tersebut," ucapnya.
Boni lantas menyinggung langkah Polri mengungkap dua kelompok penebar hoaks dan ujaran kebencian, yakni Saracen dan Muslim Cyber Army (MCA). Dua komunitas siber itu dikenal paling aktif menyerang pemerintahan Presiden Jokowi.
"Dari fakta yang ada, saya menyimpulkan oposisi politik telah kehilangan makna. Oposisi belakangan ini dipahami sebagai upaya menghalalkan segala cara merebut kekuasaan. Isu SARA (suku, agama, ras dan antar-golongan, red) dihidupkan, politik uang dijalankan dan kampanye hitam terus dilancarkan," pungkas Boni.(gir/jpnn)
Boni Hargens mengatakan, kinerja Jokowi yang moncer membuat sejumlah pihak menggunakan media sosial untuk mengumbar hoaks dan fitnah ke mantan gubernur DKI itu.
Redaktur & Reporter : Ken Girsang
- Bukan Menyalahkan Prabowo soal PPN 12 Persen, Deddy Singgung Rezim Jokowi
- Deddy PDIP Yakin Pemberedelan Pemeran Lukisan Yos Suprapto Bukan Perintah Prabowo, Lalu Siapa?
- Pemberedelan Lukisan Yos Suprapto, Bonnie PDIP Singgung Prabowo, Tidak Mungkin
- Versi Legislator PDIP, PPN 12 Persen Masih Bisa Diubah Pemerintahan Prabowo
- Jawab Tudingan, Dolfie PDIP Bilang Aturan PPN 12% Diinisiasi Pemerintahan era Jokowi
- Perdana di Era Prabowo, Pameran Lukisan Tunggal Seniman Kawakan Ini Diberedel