Bonita Sufiati

Oleh: Dahlan Iskan

Bonita Sufiati
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

Meski sudah begitu nyaman Ari tetap pindah dari zona hijau ke zona merah. Itu karena dia yakin akan bisa mengubah merah menjadi hijau.

Keyakinan diri Ari terbukti. Dari sekadar part time Ari segera diangkat jadi karyawan tetap. Naik terus. Sampai menjabat senior project manager saat ini.

Pertandingan selesai pukul 21.00. Di sebelah kiri saya juga seorang anak muda berprestasi. Baejah. Itu nama wanita 22 tahun.

Dia lulusan SMAN 1 Cirebon. Juara sekolah. Sudah lulus S-2 ITB. Untuk jurusan micro-elektronika: yang mempelajari chip –semiconductor.

Di stadion ini dia datang sebagai wakil Wardah. Sekaligus mentee Ari –yang diminta secara langsung oleh Pak Salman Subakat, CEO NSEI, bagian dari Paragon Corp. Parent company dari Wardah. Saya titip salam untuk top manajemen mereka.

Ari bergegas meninggalkan stadion. Perlu satu jam perjalanan dari stadion ke tempatnya bermalam di Surabaya: Hotel Sheraton.

Pukul 23.00 dia harus mulai bekerja. Jarak jauh. Pada jam segitu karyawan Apple lain di kantornya di Cupertino mulai masuk kerja.

Selama di Surabaya Ari memboyong bapak-ibunya ke Sheraton. Tinggal bersama di hotel bintang lima itu. "Bagi saya orang tua adalah segala-galanya," ujar Ari.

Ari Sufiati percaya bahwa orang yang bersungguh-sungguh akan sukses di mana pun ditempatkan. Dia tidak ragu meninggalkan pekerjaan enaknya. Gaji tinggi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News