Bonn Climate Change Conference sebagai Langkah Menuju COP 25
SBI dan SBSTA ke 50 membahas secara teknis beberapa isu penting bagi Indonesia dan yang akan menjadi pedoman dalam mengimplementasikan Paris Agreement di tingkat nasional, antara lain, mencakup:
a. Artikel 6 Paris Agreement yang mengatur antara lain mengenai mekanisme pasar
b. Adaptation Fund untuk dapat menjalankan mandate dibawah Paris Agreement dari mandate sebelumnya di bawah Protokol Kyoto
Selain itu, beberapa isu penting lainnya yang melengkapi Katowice Package atau mendukung implementasi PA, antara lain, meliputi:
1. Referensi IPCC guideline dalam pelaporan penurunan emisi gas rumah kaca untuk menjamin transparansi, termasuk bentuk pelaporannya yang mengarah pada common tabular format atau summary table format untuk pelaporan kuantitatif.
2. Technical Adapatation Process yang difokuskan pada pengalaman negara Pihak dalam mengakses pendanaan adaptasi
3. Nairobi Work Programme mengenai dampak, kerentanan, dan adaptasi terhadap perubahan iklim
4. TOR untuk mereview Warsaw Internasional Mechanism untuk loss and damage
5. Review Perioda Kedua (Second Periodic Review) dari tujuan global jangka panjang sebagaimana tercantum di dalam Konvensi, untuk melihat pencapaian target global dan peranan sains dalam mendukung review tersebut. Proses ini dapat menjadi masukan bagi Global Stocktake
Dalam pembukaan pertemuan Bonn Climate Change Conference ini, Chair (Ketua) Subsidiary Body for Scientific and Technological Advice (SBSTA), Paul Watkinson (Perancis) mengingatkan bahwa pertemuan SBSTA di Bonn dalam bulan Juni ini merupakan pertemuan ke-50. Angka 50 menyiratkan perlunya refleksi terhadap apa yang telah dilakukan.
Meskipun sudah terdapat banyak kemajuan sejak pertemuan SBSTA pertama pada tahun 1995, negara-negara di dunia belum juga berhasil menstabilkan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer.
Bahkan, sejak pertemuan pertama tersebut, konsentrasi CO2 di atmosfer yang diukur di Mauna Loa Observatory telah meningkat dari 359 parts per million (ppm) sampai 415 ppm dalam minggu-minggu terakhir.
Konsentrasi gas rumah kaca lainnya juga meningkat secara signifikan dalam kurun waktu yang sama.
Karena itu, penting agar produk SBSTA dapat membantu negara-negara dalam aksi mitigasi dan adaptasi mereka, dalam hal ini agar terus-menerus dapat meningkatkan pemahaman kita mengenai basis ilmiah perubahan iklim, mobilsasi pakar, mendorong kerjasama antar berbagai pihak, serta mengembangkan perangkat yang dapat membantu pelaksanaan aksi dan meningkatkan ambisi.
Katowice Climate Package memberikan harapan kepada negara pihak untuk dapat mencapai target penurunan emisi gas rumah kaca nasional
- Mendukung NDC, Menteri LHK Siti Nurbaya Beri Penghargaan PT ITCI Kartika Utama
- KLHK Raih Penghargaan Peringkat Pertama Green Eurasia 2024 Atas Komitmen Dalam Pengendalian Perubahan Iklim
- Aksi Nyata Restorasi Alam dan Edukasi Lingkungan Melalui Pembangunan Ekoriparian di UMRI dan UNILAK
- Menteri Siti Nurbaya Ajak Para Duta Besar Negara Sahabat Bersepeda di Akhir Pekan
- Menteri Siti Sebut RI - Jepang Bekerja Sama Atasi Perubahan Iklim
- Perlu Kerja Sama Banyak Pihak untuk Pembangunan Lingkungan