Booster
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Kendati demikian masih terlalu dini untuk bisa mengatakan apakah ini akan jadi varian dominan berikutnya di dunia atau tidak.
Epidemiolog melihat tren varian berdasarkan garis keturunan Omicron dengan mutasi di bagian S1 dari protein lonjakan dan secara khusus di bagian protein lonjakan yang digunakan virus untuk terhubung dan masuk ke dalam sel.
Laporan dari Bloom Lab di lembaga penelitian Fred Hutch menyatakan bahwa varian ini layak dilacak dengan lebih serius karena perubahan antigenik yang cukup besar dibandingkan dengan induknya, BA.2.
Laboratorium menunjuk dua mutasi sebagai kunci yaitu G446S dan R493Q.
G446S adalah mutasi yang dapat membantu virus lolos dari antibodi yang ditimbulkan oleh vaksin saat ini yang masih efektif melawan BA.2.
Kendati demikian, ada sisi positif yaitu mereka yang telah terinfeksi BA.1 tidak akan berisiko terinfeksi kembali oleh BA.2.75.Mutasi R493Q, sementara itu, tampaknya meningkatkan kemampuan virus untuk menempel pada ACE2, protein yang digunakan virus corona untuk memasuki sel.
Varian baru ini memang menimbulkan kekhawatiran baru.
Akan tetapi, di berbagai negara belum ada tindakan drastis yang diambil.
Kalangan yang menyebut keharusan booster, ini merepotkan masyarakat dan akan mengganggu mobilitas yang pada akhirnya memengaruhi recovery ekonomi.
- Usut Kasus Korupsi di Kemenkes, KPK Periksa Dirut PT Bumi Asia Raya
- Kasus Korupsi Proyek APD Covid-19, KPK Jebloskan Pengusaha Ini ke Sel Tahanan
- Korupsi Insentif Nakes RSUD Palabuhanratu, Polda Jabar Tangkap 3 Tersangka Baru
- Korupsi Pengadaan Masker Covid-19 di NTB, Kerugian Negaranya
- Menkes Sebut Virus Mpox atau Cacar Monyet Tidak Mengkhawatirkan seperti Covid-19
- Jilbab IKN