Borobudur

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Borobudur
Ilustrasi - wisatawan sedang mengagumi keindahan Candi Borobudur di Jawa Tengah. Foto :Antara /HO-Birkom Kemenparekraf

Kontan kebijakan ini menimbulkan heboh nasional. 

Muncul berbagai komentar pro dan kontra. 

Yang pro mengatakan bahwa kebijakan pricing itu penting untuk menjaga kelesetarian Candi Borobudur. 

Yang kontra menganggap kebijakan pricing itu diskriminatif dan akan menjadikan wisata Borobudur sebagai wisata elite yang hanya bisa terjangkau oleh orang-orang berada.

Tiket seharga itu tentu bukan harga yang terjangkau. 

Kalau diasumsikan bahwa pelancong ke Borobudur datang bersama pasangan dan dua anak maka mereka harus merogoh kocek sampai Rp 3 juta. 

Kalau dibandingkan dengan rata-rata upah minimum nasional angka itu sudah menyentuh sebulan gaji.

Akan tetapi, para pendukung gagasan kenaikan harga itu punya pendapat lain. 

Candi Borobudur menjadi perbincangan nasional di jagat media sosial maupun media konvensional karena kenaikan harga tiket yang fantastis. Luhut pun dikritik.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News