Borobudur
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Senin, 06 Juni 2022 – 18:23 WIB
Kontan kebijakan ini menimbulkan heboh nasional.
Muncul berbagai komentar pro dan kontra.
Yang pro mengatakan bahwa kebijakan pricing itu penting untuk menjaga kelesetarian Candi Borobudur.
Yang kontra menganggap kebijakan pricing itu diskriminatif dan akan menjadikan wisata Borobudur sebagai wisata elite yang hanya bisa terjangkau oleh orang-orang berada.
Tiket seharga itu tentu bukan harga yang terjangkau.
Kalau diasumsikan bahwa pelancong ke Borobudur datang bersama pasangan dan dua anak maka mereka harus merogoh kocek sampai Rp 3 juta.
Kalau dibandingkan dengan rata-rata upah minimum nasional angka itu sudah menyentuh sebulan gaji.
Akan tetapi, para pendukung gagasan kenaikan harga itu punya pendapat lain.
Candi Borobudur menjadi perbincangan nasional di jagat media sosial maupun media konvensional karena kenaikan harga tiket yang fantastis. Luhut pun dikritik.
BERITA TERKAIT
- Prana Borobudur Restaurant Jadi Magnet Baru Wisata Kuliner
- Akhir Tahun, InJourney Destinations Hadirkan Liburan Berkesan di Borobudur, Prambanan & TMII
- Luhut Masuk Pemerintahan Prabowo-Gibran, Dilantik Jadi Ketua Dewan Ekonomi Nasional
- Siap Diresmikan Presiden, Brantas Abipraya Percantik Kawasan Wisata Borobudur
- InJourney Lakukan Penataan Ulang Kawasan Candi Borobudur
- Rangkaian Borobudur Ulambana Nasional 2024 dan Pradaksina Merdeka Sukses Digelar