Borobudur
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Pembatasan pengunjung perlu dilakukan untuk menjaga kelestarian candi.
Jumlah pengunjung yang tidak terkontrol disebut-sebut sebagai penyebab berbagai kerusakan yang bersifat vandalisme.
Di beberapa akun media sosial bertebaran kabar bahwa setiap hari ditemukan ratusan bekas permen karet di sepanjang badan candi.
Praktik merogoh stupa juga disebut-sebut sebagai salah satu penyebab kerusakan.
Untuk mengatasi problem ini maka cara yang ditempuh adalah melakukan proteksi melalui kenaikan harga tiket yang fantastis itu.
Jumlah pengunjung juga akan dibatasi sampai 1.200 orang saja setiap hari.
Yang berteriak paling keras mempermasalahkan kenaikan tiket ini adalah para pedagang asongan yang beroperasi di tempat wisata itu.
Ribuan pengasong itu selama berpuluh tahun menggantungkan hidup kepada wisatawan asing dan lokal yang berkunjung ke candi.
Candi Borobudur menjadi perbincangan nasional di jagat media sosial maupun media konvensional karena kenaikan harga tiket yang fantastis. Luhut pun dikritik.
- Prana Borobudur Restaurant Jadi Magnet Baru Wisata Kuliner
- Akhir Tahun, InJourney Destinations Hadirkan Liburan Berkesan di Borobudur, Prambanan & TMII
- Luhut Masuk Pemerintahan Prabowo-Gibran, Dilantik Jadi Ketua Dewan Ekonomi Nasional
- Siap Diresmikan Presiden, Brantas Abipraya Percantik Kawasan Wisata Borobudur
- InJourney Lakukan Penataan Ulang Kawasan Candi Borobudur
- Rangkaian Borobudur Ulambana Nasional 2024 dan Pradaksina Merdeka Sukses Digelar