Bos Lion Air Ingin Kembangkan Industri Pesawat Nasional

jpnn.com - ROMA - CEO Lion Group Rusdi Kirana mengatakan dirinya ingin membantu mengembangkan industri pesawat Nasional. Bahkan, untuk mewujudkan keinginannya itu, dia menemui langsung Presiden Joko Widodo beberapa hari lalu. Kepada Presiden, Rusdi memaparkan dirinya bisa membantu mengembangkan dan memasarkan pesawat N219 buatan PT Dirgantara Indonesia.

Yang Rusdi tawarkan adalah kedekatanya dengan pabrikan pesawat-pesawat besar di dunia. Ya, Rusdi adalah salah satu pengusaha penerbangan tanah air yang “gila” belanja pesawat. Pada November 2011 silam, Lion Group menandatangani pembelian 230 pesawat Boeing yang disaksikan langusung oleh Presiden Amerika Serikat Barack Obama. Sedangkan pada 2013, Lion Air membeli 234 pesawat Airbus yang kontraknya disaksikan oleh Presiden Prancis Francois Hollande.

Selain itu, Lion Grup juga membeli 100 pesawat turboprop buatan Aerei da Transporto Regionale (ATR). Dengan begitu, dia pun memiliki hubungan dekat dengan produsen pesawat -pesawat besar dan produsen alat kelengkapan penerbangan lainnya.

“Karena punya hubungan yang baik saya bisa meyakinkan produsen-produsen pesawat di dunia untuk menjalin kerjasama dengan industri pesawat nasional kita,” kata Rusdi saat ditemui berbincang dengan sejumlah wartawan Indonesia di Roma, Italia Rabu waktu setempat (26/11).

Menurutnya, Indonesia bisa memproduksi badan pesawat, interior, perangkat roda dan lainnya. Nanti, dia akan membantu mendatangkan mesin dan perangkat avionic dari pabrikan ternama di dunia. “Dengan modal kedekatan ini, saya bisa mendapatkan harga yang murah,” kata dia.

Nah, dengan begitu, kata dia, produksi pesawat Nasional akan lebih terjangkau dan bisa dimanfaatkan untuk pengembangan transportasi di daerah-daerah perintis. Bahkan, dengan harga relatif murah, pesawat-pesawat Nasional ini akan dilirik di negara-negara tetangga Indonesia. 

Saat ditanya bagaimana sambutan Jokowi atas keinginannya itu, Rusdi mengaku orang nomor satu di pemerintahan sangat antusias. Ke depan akan digelar pembicaraan lebih lanjut dengan pihak PT DI sebagai pihak pengembang N219. (mas/jpnn)