Bos Sampoerna Sebut Investasi untuk Tembakau Alternatif Mencapai USD 9 Miliar
PMI, dalam proses pengembangan, juga melakukan riset pengguna sehingga para perokok dewasa tertarik beralih dan mendapatkan kepuasan yang sama seperti ketika mengonsumsi rokok sehingga produk benar-benar dapat diterima.
Hasil riset dan inovasi itu salah satunya adalah IQOS. "Dengan perangkat ini, tembakau dipanaskan, bukan dibakar," terangnya.
"Pemanasan dengan perangkat IQOS berlangsung hingga mencapai suhu 350 Celsius. Lewat proses ini, tidak ada asap, api, maupun abu yang dihasilkan," jelas pria berkewarganegaraan Yunani ini.
Inovasi itu berbuah hasil yang baik. Pada 2020, Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) Amerika Serikat, mengizinkan pemasaran IQOS sebagai produk tembakau dengan risiko yang dimodifikasi (Modified Risk Tobacco Product/MRTP) dengan informasi pengurangan paparan.
"Kami menyetor dokumen lebih dari seribu halaman berisi data klinis, nonklinis, riset konsumen, dan kimia untuk mendapatkannya," terang Vassilis.
Komersialisasi IQOS yang dimulai dari peluncuran awal pada 2014 di Italia dimulai setelah riset dilakukan secara menyeluruh.
IQOS kini telah dipasarkan di 70 pasar di seluruh dunia. Indonesia juga menjadi fasilitas produksi batang tembakau untuk IQOS dengan merek HEETS di Karawang, Jawa Barat, sejak November tahun ini.
Kendati demikian, Vassilis menegaskan IQOS bukan akhir inovasi Sampoerna.
Presiden Direktur Sampoerna Vassilis Gkatzelis menuturkan induk perusahaan menginvestasikan USD 9 miliar untuk tembakau alternatif
- Sebegini Nilai Terbaru Investasi di IKN, Bikin Kaget
- Gen Z dan Milenial Punya Gaya Cicilan Berbeda, Ini Tips dari Insight Investments
- Dompet Dhuafa Sabet Predikat EXCELLENT pada Indonesia Customer Experience & Digital Customer Engagement 2024
- Indodana Finance & Cermati Invest Kolaborasi Dorong Kesadaran Finansial UMKM
- ShopeeFood Checkout Murah jadi Pilihan Favorit Pengguna di Penghujung 2024
- PHI Group Bakal Investasi di Pemalang, Bidik Sektor Pariwisata & Hotel