Bosnya Lagi di Pulau Jawa, Padepokan Dimas Kanjeng Ditutup
Saat ini pun, penolakan tersebut semakin gencar disuarakan setelah kasus pembunuhan dan penipuan yang dilakukan Dimas Kanjeng di Jawa Timur terkuak.
“Selama ini, aktivitas padepokan tidak ada pemberitahuan. Warga komplain karena mengganggu. Kami masih menunggu Sumaryono untuk dikonfirmasi izinnya,” ujar dia.
Sementara, Ketua RT 22 Neneng menuturkan, setelah pengumuman penutupan diputuskan, warga sekitar sempat merasa khawatir para pengikut Dimas Kanjeng di Samarinda melakukan protes.
“Ya ada kekhawatiran dari warga. Apalagi ketua RT juga proaktif berbicara ke wartawan, tetangga, dan kepolisian. Saya serbasalah, kalau didiamkan nanti dikira mendukung. Saya hanya memfasilitasi bukan provokator,” tegas Neneng.
Sementara, anggota YPDK Majelis Taklim Daarul Ukhuwah Habibi yang dikonfirmasi media ini enggan berkomentar banyak.
Terkait penutupan, pihaknya legawa, sambil menunggu kedatangan Sumaryono dari Jawa Timur yang sampai saat ini belum jelas. “Kami cuma jaga pedepokan,” tuturnya.
Diketahui, kasus yang menyeret Dimas Kanjeng Taat Pribadi sudah menggemparkan publik. Fakta padepokan sang kanjeng yang juga “membuka cabang” di Samarinda turut menambah kehebohan.
Pengikut Dimas Kanjeng di Kota Tepian disebut mencapai lebih dari 150 orang. Di seluruh Kaltim, jumlahnya ditengarai mencapai 500 lebih pengikut.
SAMARINDA – Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Samarinda, Kaltim, mengentikan aktivitas Yayasan Padepokan Dimas Kanjeng (YPDK)
- Pj Bupati Mimika Perintahkan Perbaikan Fasilitas RS Waa Banti Tembagapura
- Bupati Mimika Jelaskan Terkait Demo Aliansi Pemuda Amungme soal Perekrutan CPNS
- Pembongkaran Pasar Tumpah Bogor Dibatalkan, Warga Ancam Bongkar Sendiri
- Pengungsi Erupsi Gunung Lewotobi Dapat Bantuan 500 Kg Ikan Segar
- Muhammad Musa'ad Tegaskan ASN Pelayan Masyarakat, Bukan Bos yang Minta Dilayani
- Romadhan Jadi Tersangka Kecelakaan Speedboat di Sungai Musi, Sebuah Fakta Terungkap