Boyke untuk Dampak Ma’erot
Di Indonesia, katanya, kini sudah beda: sudah sulit. Tidak bisa lagi mengajukan proposal yang bukan penelitian ilmu dasar.
Dokter Boyke memang banyak punya bahan dari prakteknya sehari-hari.
Samarinda itu, katanya, memiliki pasien yang sangat banyak. Yang memerlukan rekonstruksi alat kelamin laki-laki. Banyak pasien yang mengalami kerusakan kelamin.
”Di Riau teman saya hanya menangani pasien jenis ini beberapa saja. Di Samarinda dalam waktu yang sama saya menangani ratusan kasus,” katanya.
Waktu yang sama itu, maksudnya, enam tahun. Mengapa Samarinda begitu tidak membanggakan? Kampung istri saya itu? Di bidang penis?
Ternyata praktik memperbesar penis lebih banyak terjadi di Kaltim. Dampak jangka panjang pembesaran penis itu negatif. Bagian luar penis jadi mengeras. Kulit penis rusak.
Dokter Boyke sendiri kelahiran Samarinda. Sampai SMA masih di tepian Mahakam itu: tahu persis mengapa orang Samarinda begitu.
Begitu lulus dari Unair dulu ia langsung bertugas di Samarinda. Selesai spesialisasi urologi pun balik lagi ke Samarinda. Tahu persis budaya orang Kaltim. Termasuk budaya peninggalan suku pedalaman.