Boyke untuk Dampak Ma’erot
Awalnya memperbesar kemaluan itu untuk emosi kenikmatan. Termasuk atas keinginan pihak wanita. Tapi keburu nafsu. Kurang bijak.
Dokter Boyke menemukan begitu banyak kasus kerusakan penis itu. Ia pun memperdalam itu: bagaimana merekonstruksi fisik penis yang rusak.
Kalau tidak, ini akan menyiksa. Wanitanya kesakitan. Laki-lakinya begitu juga.
Praktik memperbesar kemaluan itu umumnya dengan cara suntik. Dilakukan oleh pedagang obat. Bukan oleh tenaga medis.
Yang disuntikkan itu ternyata sejenis minyak. Banyak macamnya. Ada yang dibilang minyak kasturi. Minyak bulus. Minyak Ma’erot.
Suatu kali dokter Boyke mendapatkan pasien korban Ma’erot. Pertanyaan detailnya: benarkah Ma’erot hanya memijit-mijit penis? Hanya mengoleskan minyak? Tidak adakah Ma’erot minta pasien memejamkan mata? Lalu adakah dirasakan sakit seperti ditusuk? Saat Ma’erot memijit-mijit penis?
Si pasien ternyata mengakui semua itu. Hanya saja ia tidak tahu. Tidak menyadari. Karena lagi terpejam. Saat dipijat-pijat itu ternyata ada rasa sakit.
Seperti disuntik. Bukan hanya rasa nikmat. Nikmat campur sakit. Tapi dikira itu bagian dari keahlian Ma’erot memijit.