BP Batam Jamin Merek Dagang Investor Dilindungi Pemerintah

Contoh di Indonesia adalah Kopi Arabika Gayo dari Aceh, Duku Komering dari Sumatera Selatan dan Sawo Sukatali dari Sumedang.
Dengan demikian, jika ada wilayah lain yang mampu mengembangkan produk dengan kualitas yang hampir sama dan ingin memakai merk dagang, maka harus memberikan royalti kepada si pemilik merk dagang yang asli.
"Diharapkan melalui perlindungan indikasi geografis akan menjadi sumber devisa negara," katanya kepada Batam Pos (Jawa Pos Group), Rabu.
Semakin banyak PTSP BP Batam mendapatkan kewenangan perizinan maka akan semakin menjamin kepastian hukum dalam berinvestasi di Batam.
Selain menjamin hak cipta, BP Batam juga menandatangani nota kesepahaman dengan Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum dari Kemenkumham mengenai perizinan pembentukan badan usaha.
"Sebenarnya sudah dilakukan saat peluncuran i23J kemarin, namun pengesahannya baru sekarang," kata Deputi 5 BP Batam, Gusmardi Bustami yang juga turut mendampingi.
BP Batam telah menempatkan notaris di PTSP BP Batam untuk mempermudah pembentukan badan usaha.
Selanjutnya BP Batam juga menandatangani nota kesepahaman dengan Direktorat Jenderal Imigrasi dari Kemenkumham mengenai izin keimigrasian dan pelayanan jasa hukum pada pelayanan PTSP BP Batam.
Kalangan investor dan inovator tidak perlu ragu untuk menanamkan modal dan kreativitasnya di Batam, Kepulauan Riau.
- Bertemu Menkeu AS, Menko Airlangga Bahas Tarif Resiprokal hingga Aksesi OECD
- Gandeng Telkomsel, Pegatron Resmikan Smart Factory Berbasis AI dan 5G di Batam
- Tak Risau, Sri Mulyani Sebut Rupiah Sejalan dengan Perekonomian Domestik
- Sepakat dengan IMF, Ekonom Bank Mandiri Sebut Indonesia Salah Satu Pusat Ekonomi Dunia
- LG Batal Investasi Baterai EV di RI, Prabowo Yakin Ada Investasi Negara Lain
- Harga Bitcoin Tetap Stabil di Tengah Tekanan Geopolitik