BPH Migas Diminta Turun ke Daerah Terpencil
Senin, 18 Juli 2011 – 20:18 WIB
JAKARTA - Persoalan pengawasan BBM bersubsidi terus mendapat sorotan dari Komisi VII DPR RI. Komisi yang membidangi masalah energi itu menilai kinerja BPH Migas sebagai lembaga yang ditugaskan pemerintah untuk melakukan pengawasan terhadap distribusi BBM bersubsdi belum maksimal, sehingga menyebabkan kuota BBM bersubsidi terutama jenis premiun melampaui kuota.
"Kita dengar dan lihat hampir setiap saat kebutuhan BBM bersubsidi terutama jenis premium terganggu, ini tentunya tidak maksimalnya pengawasan penyaluran," ujar salah satu anggota Komisi VII DPR RI, Heriyanto saat rapat kerja dengan Menteri ESDM yang juga dihadiri Kepala BPH Migas, Tubagus Haryono di Gedung DPR, Senin (18/7).
Untuk memastikan agar penyaluran BBM bersubsidi itu tepat sasaran dan juga tidak melebihi kuota yang telah ditetapakan, Heriyanto meminta BPH Migas agar melakukan pengawasan lebih ketat lagi, tidak cuma di kota-kota tapi hingga ke daerah-daerah terpencil dengan mem bangun kerjasama dan kordinasi dengan pemerintahan setempat.
"Jadi kita minta ini menjadi perhatian serius bagi BPH Migas dengan melakukan pengawasan yang lebih maksimal dan ketat lagi sampai ke daerah-daerah terpencil," pinta Politisi dari F-Demokrat itu.
JAKARTA - Persoalan pengawasan BBM bersubsidi terus mendapat sorotan dari Komisi VII DPR RI. Komisi yang membidangi masalah energi itu menilai kinerja
BERITA TERKAIT
- PT Marwi Indonesia Industrial Resmi Kantongi Izin Fasilitas Kawasan Berikat, Ini Harapannya
- Kementan-Pupuk Indonesia Teken Kontrak Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Subsidi di 2025
- Arief Poyuono Merespons Polemik PPN 12 Persen
- Harga Emas Antam Hari Ini Naik, Jadi Sebegini Per Gram
- Demi Kemajuan Koperasi, Forkopi Menyerukan Diakhirinya Dualisme DEKOPIN
- Indef Beberkan Kondisi Ekonomi, PPN 12% Tak Realistis