BPI KPNPA Meminta Bareskrim Mengawasi Penyitaan Kosmetik Ilegal oleh BPOM

jpnn.com - JAKARTA - Badan Peneliti Independen Kekayaan Penyelenggara Negara dan Pengawas Anggaran (BPI KPNPA) menyambangi Bareskrim Polri, Jakarta, Kamis (29/8).
BPI KPNPA meminta Bareskrim Polri mengawasi penyitaan kosmetik ilegal yang dilakukan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Ketua Biro Hukum BPI KPNPA Argha Yudhistira mengatakan pihaknya sengaja membuat laporan pengaduan ke Bareskrim Polri, agar BPOM dapat menindaklanjuti hasil penyitaan ribuan kosmetik yang telah dilakukan.
Menurut Argha, masyarakat perlu mengetahui kelanjutan proses hukum atas berbagai kosmetik yang mengandung berbagai bahan berbahaya, hingga transparansi dalam pemusnahan.
"Kalau untuk pelaporannya sendiri itu kami di sini, kan, mendapatkan ada informasi di dua media online bahwa BPOM itu telah menyita sebanyak 2.475 buah skincare beretiket biru dan DNA salmon, yang diduga itu adalah milik dari influencer terafiliasi dengan R L," kata Argha dalam keterangan resminya, Kamis (29/8).
Dia menambahkan bahwa fokus dari laporan mereka ialah untuk melihat mengenai proses hukum yang berjalan.
"Negara kita negara hukum. Jadi, kami ingin mengawal proses hukum tersebut, sudah sampai sejauh mana yang dilakukan BPOM," ungkapnya.
Sekjen BPI KPNPA Eko Supahwono mengatakan bahwa pihaknya ingin ada transparansi dari BPOM, mulai soal penyitaan, pemusnahan, hingga proses hukum lanjutan, terkait kosmetik ilegal tersebut.
BPI KPNPA meminta Bareskrim Polri mengawasi penyitaan kosmetik ilegal yang dilakukan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
- Polisi Punya Perangkat Komplet Ungkap Teror ke Tempo, Problemnya Tinggal Keinginan
- Legislator NasDem Dukung Bareskrim Usut Kasus Teror Paket ke Kantor Tempo
- Kabareskrim Bicara Soal Teror Kepala Babi di Kantor Tempo, Begini Kalimatnya
- Bareskrim Ungkap Kasus SMS Phishing dengan BTS Palsu, 2 Orang Jadi Tersangka
- BPOM Bantah Isu di Medsos soal Produk Ratansha Gunakan Merkuri
- Bareskrim Tetapkan 1 Tersangka TPPO pada Kasus 699 WNI Dipulangkan dari Myanmar