Sikapi Pembunuhan Empat Petani di Poso
BPIP: Melukai Rasa Kemanusiaan Setiap Umat Beragama
![BPIP: Melukai Rasa Kemanusiaan Setiap Umat Beragama](https://cloud.jpnn.com/photo/arsip/watermark/2021/01/11/sekretaris-dewan-nasional-setara-intitute-romo-benny-susetyo-27.jpg)
jpnn.com, JAKARTA - Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Romo Benny Susestyo menyoroti tragedi pembunuhan terhadap empat petani di Desa Kalemago, Kecamatan Lore Timur, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng).
Keempat petani itu tewas dibunuh oleh kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pada Selasa (11/5/2021).
“Pembunuhan terhadap empat petani di Poso melukai rasa kemanusian setiap umat beragama,” ujar Romo Benny di Jakarta, Sabtu (15/5).
Menurut Romo Benny, aksi teroris itu bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila karena menghancurkan martabat kemanusiaan.
Dia berharap pemerintah segera memberikan jaminan kepada petani dan penduduk setempat sehingga dapat bekerja lagi di ladang mereka.
“Kami berharap aparat keamanan termasuk Densus 88 Antiteror segera menghentikan kekerasan dan membongkar jaringan terorisme di Poso,” kata Sekretaris Nasional Setara Institute itu.
Romo Benny mengatakan dengan cara memotong jalur logistik dan memberikan perlindungan masyarakat
“Kita percaya dengan kemampuan Densus untuk memutus jaringan terorisme dan mengembalikan rasa aman bagi masyarakat Poso. Kita yakin negara tidak boleh kalah dengan terorisme,” ujar Romo Benny.
Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP Romo Benny Susestyo menyoroti tragedi pembunuhan terhadap empat petani di Desa Kalemago, Kecamatan Lore Timur, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng).
- Ribuan Hektare Sawah Milik Warga di Lampung Selatan Terendam Banjir
- Optimalisasi Gudang, Bulog Siap Tampung 3 Juta Ton Gabah Petani
- Syngenta Luncurkan Herbisida Padi Terbaru, Ini Keunggulannya
- Jaga Stabilitas Pangan, Kementan Minta Bulog Serap Gabah Petani Sesuai HPP
- Riyono Caping Ingatkan Bulog Fokus Serap Beras Petani, Singgung Perjanjian Kerja Sama
- Stafsus BPIP Romo Haryatmoko: Perlu Transformasi Pembelajaran di Era Digital