BPIP Ungkap Keistimewaan Desa Adat Bangkala di Bali, Daerah Lain Sebaiknya Mencontoh

jpnn.com, BULELENG - Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menilai Desa Adat Bangkala di Bali sangat menarik untuk dikaji lantaran memiliki fenomena yang sangat jarang ditemukan dalam mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila, terutama kemanusiaan dan keadilan.
Hal ini disampaikan saat BPIP mengunjungi desa adat tersebut yang berada di wilayah Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali, Kamis (2/3).
Kunjungan kerja yang dipimpin Sekretaris Ketua Dewan Pengarah BPIP Mayjen (Purn) Wisnu Bawa Tanaya ini sebagai upaya menggali butir-butir Pancasila untuk mengidentifikasi kebijakan dan program serta kegiatan pemerintah daerah, khususnya Bali.
“Desa ini terbilang istimewa, karena dari sekitar dua ribu penduduk, dua persen di antaranya merupakan penduduk tunawicara, tunarungu dan tunanetra atau 'kolok'. 'Kolok' ini adalah istilah bahasa isyarat yang digunakan masyarakat setempat," kata Wisnu.
Warga yang mengalami tunarungu, tunawicara dan tunanetra mulai usia dari anak-anak, dewasa sampai lanjut usia.
Untuk melancarkan komunikasi di dalam lingkungan masyarakat, pemerintah desa membuat suatu kebijakan, yaitu memberikan pendidikan bahasa isyarat kepada pelajar dan masyarakat.
Kunjungan kerja BPIP mengungkap keistimewaan Desa Adat Bangkala di Bali dalam mengelola keragaman sehingga masyarakatnya terus hidup berdampingan
- Praktisi Hukum: Surat Edaran Gubernur Tak Bisa Dijadikan Acuan Hukum
- AMDK di Bawah Seliter Bernilai Ekonomi & Mudah Didaur Ulang
- BPKN Sebut Kebijakan Gubernur Bali Soal AMDK di Bawah 1 Liter Beri Dampak Negatif
- Rayakan Liburan Paskah yang Mewah di The Ritz-Carlton Bali
- Kemenperin Segera Diskusi dengan Gubernur Bali soal Pelarangan AMDK di Bawah 1 Liter
- Larangan Air Kemasan di Bawah 1 Liter Dinilai Baik untuk Masa Depan Bali