BPK Tak Percaya Jumlah Utang LN
Selasa, 21 Juli 2009 – 16:57 WIB
JAKARTA -- Harus diakui, di bawah kepemimpinan Anwar Nasution, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) semakin tegas. Tanpa sungkan, para anak buah Anwar Nasution menyatakan bahwa BPK meragukan jumlah utang luar negeri pemerintah. Kasubdit Litbang Pemeriksaan Keuangan dan Kinerja BPK Bachtiar Arif mengatakan, BPK telah memberikan opini disclaimer terhadap laporan keuangan pemerintah pusat (LKPP) tahun 2008. Salah satu penyebabnya, karena BPK meragukan jumlah utang luar negeri. Di tempat yang sama, Plt Kepala bagian Publikasi Acep Mulyadi mengatakan, pemerintah RI di masa mendatang bisa mengalami kesulitan mendapatkan pendanaan dari utang luar negeri, bila tidak cepat memperbaiki LKPP-nya. "Bagaimana bisa mencairkan kredit bila laporan keuangan pemerintah mendapat penilaian disclaimer," katanya.
"Jumlah utang luar negeri pemerintah diragukan kebenarannya."Saat kita audit, ternyata pencatatan utang juga belum dikonfirmasi kepada negara kreditor dan juga mengenai jumlah bunganya juga diragukan," papara Bachtiar Arif kepada wartawan di gedung BPK, Jakarta, Selasa (21/7).
Baca Juga:
Jumlah utang luar negeri pemerintah menurut LKPP 2008 per 31 Desember 2008 mencapai Rp 656,861 triliun. Ini ada kenaikan dibanding pada 31 Desember 2007 yang mencapai Rp 529,13 triliun. Dia menduga, data-data yang tertera di LKPP lebih banyak klaim-klaim. BPK, lanjutnya, juga meragukan rasio utang yang diklaim pemerintah turun menjadi 33% dari PDB pada tahun 2008.
Baca Juga:
JAKARTA -- Harus diakui, di bawah kepemimpinan Anwar Nasution, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) semakin tegas. Tanpa sungkan, para anak buah Anwar
BERITA TERKAIT
- Tingkatkan Pelayanan Bandara, IAS Group Luncurkan GSE Teknologi Terbaru
- Winn Gas Luncurkan Produk Inovasi Terbaru, Ibu-Ibu Pasti Suka
- Lewat Cara ini SIG Dukung Inisiatif Kementerian BUMN Mewujudkan Asta Cita
- Baru Dirilis Awal Januari, Andal by Taspen Telah Diunduh Lebih Dari 1 Juta Peserta
- Menteri PPPA Ingin Tingkatkan Taraf Hidup Perempuan
- Bank Mandiri Promosikan Sektor IT ke Investor Hong Kong