BPKH Catat Kinerja Positif 2024, Indra Gunawan: Lampaui Target Dana Kelolaan

Penempatan dana di bank sebesar Rp 33,76 triliun memang dominan sebagai langkah strategis untuk persiapan haji, menjaga likuiditas dan keamanan dana umat serta mitigasi volatilitas pasar global.
“Penurunan kas dan setara kas dari Rp7,2 triliun menjadi Rp 4,36 triliun, justru mencerminkan arus kas yang adaptif,” jelasnya.
Surplus kas dari aktivitas operasi tetap tercatat, dan penurunan itu sebagian besar terkait permintaan kebutuhan likuiditas untuk penyelenggaraan haji, bukan indikasi mismatch pengelolaan.
Indra menuturkan, defisit operasional Rp 7,5 triliun juga bukan cerminan inefisiensi, melainkan konsekuensi dari struktur pembiayaan haji yang masih bergantung pada komponen nilai manfaat, di mana BPKH menanggung 38 persen biaya haji 2025 (Rp 34 jutaan per jemaah).
“Upaya porsi biaya jemaah menjadi 62 persen justru menunjukkan langkah progresif untuk mengurangi beban nilai manfaat di masa depan,” kata dia.
Sumber surplus
Dia bilang bahwa surplus Rp 1,11 triliun tidak hanya bersumber dari faktor eksternal.
Capaian itu didukung oleh strategi investasi prudent, termasuk switching ke instrumen likuid yang tetap menghasilkan yield kompetitif serta menjaga likuiditas di perbankan syariah secara sistemik.
Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dalam Laporan Keuangan (Unaidited) 2024 mencatatkan kinerja positif.
- Pastikan Dana Haji Aman, Kepala BPKH: Kami Utamakan Transparansi dan Prinsip Syariah
- BPKH Distribusikan 152,4 Juta SAR untuk Living Cost Jemaah Haji 2025
- Pengumuman, Kemenag Perpanjang Waktu Pelunasan Bipih
- BPKH Limited Teken Kontrak Penyediaan 2,4 Juta Porsi Makan Jemaah Selama Puncak Haji
- BPKH Fasilitasi Ribuan Pemudik Lewat Program Balik Kerja Bareng 2025
- Bank Aladin Syariah Permudah Pendaftaran Haji Secara Digital