BPLS Makin Kewalahan Atasi Semburan Lumpur
Rabu, 10 September 2008 – 12:51 WIB
Baca Juga:
Saat ini pihaknya mengaku berada pada posisi dilematis. Jika lumpur ditampung, kolam tidak mampu karena kondisinya sudah penuh. Bila dialirkan ke kali, warga berontak. ”Karena lumpur hanya akan mengendap, ” jelas dia yang menyebut debit lumpur yang keluar sampai saat ini masih 100 ribu meter kubik per detik. Karena tidak kunjung tersalur keluar, lumpur hitam pekat dan bersuhu panas itu hanya berputar-putar sehingga yang terdampak langsung bencana semakin luas.
Sebenarnya ada langkah alternatif yang bisa dilakukan BPLS, yakni membuang lumpur ke kolam penampungan Renokenongo. Hanya, kolam tersebut belum sepenuhnya jadi. Penyebabnya, pembangunan kolam terhalang oleh masih banyaknya warga yang bertahan meski wilayahnya sudah masuk peta. ”Mereka beralasan belum mendapat ganti rugi, ” katanya.
Menurut Kusairi, luas kolam yang belum dibangun itu mencapai 70 hektare. Jika sudah terbangun tanggul melingkar kawasan itu, lumpur bisa dialirkan ke kolam tersebut. ”Tapi, sampai sekarang kami terkendala adanya warga yang belum menerima ganti rugi, ” ucapnya.
SIDOARJO - Kabar dari pusat semburan lumpur Lapindo lama tak terdengar. Namun, tidak berarti lumpur sudah tidak menyembur lagi dari bekas lubang
BERITA TERKAIT
- Tokoh Masyarakat Hingga Akademisi Sebut Arinal Membawa Perubahan di Lampung
- Ribuan Warga Memeriahkan Gebyar Budaya, Husain Alting Sjah Ingatkan Perdamaian di Atas Segalanya
- Kemenko PMK Melakukan Penguatan Pemberdayaan Perempuan di Desa
- Tim Gabungan Sita 7 Unit Hp, 10 Paku & 20 Korek Api di Lapas Narkotika Muara Beliti
- Hari Wayang, Kiai Paox Iben Sebut Kebudayaan Jembatan antara Pemerintah dan Rakyat
- Wamentan Sudaryono: Penyaluran Pupuk Langsung kepada Petani adalah Komitmen Presiden Prabowo