BPN Klaim Landreform di Era SBY Lebih Sukses
Selasa, 15 Maret 2011 – 06:51 WIB
Meski begitu, dia mengakui jumlah tersebut masih jauh dari memadai. Apalagi, masih banyak masyarakat yang tidak memiliki tanah, timpangnya penguasaan dan pemilikan tanah, dan masih banyaknya sengketa tanah di Indonesia.
"Landreform plus memang harus dilakukan lebih jauh dan lebih luas lagi," ujarnya. Landreform plus merupakan istilah yang dipilih BPN, yaitu pelaksanaan distribusi dan redistribusi tanah bagi masyarakat yang memenuhi syarat dengan tanah "tanah yang dapat disediakan oleh negara.
Joyo optimistis landreform plus ini bisa terus dilakukan. Tapi, dibutuhkan tambahan waktu untuk menyediakan tanah yang menjadi objek landreform. Menurut Joyo, terdapat tiga kelompok tanah yang memungkinkan untuk pelaksanaan landreform plus. Pertama, tanah -tanah sisa landreform awal tahun 1960-an. Kedua, tanah -tanah negara yang berasal dari kawasan hutan. "Secara potensial yang secara hukum dan kelayakan dapat dilepaskan untuk kepentingan ini adalah seluas 8,15 juta hektar," katanya.
Kelompok tanah yang ketiga adalah tanah tanah negara dari hasil penertiban tanah terlantar. "BPN telah melakukan inventarisasi tanah terindikasi terlantar ini seluas 7,3 juta hektar," ungkap Joyo.
JAKARTA - Badan Pertanahan Nasional (BPN) mengklaim kinerja reforma agraria selama pemerintahan SBY lebih baik dari era sebelumnya. Mereka membandingkan
BERITA TERKAIT
- Diskusi di Kemang Dibubarkan Preman, Pramono Berkata Tegas, Sentil Aparat
- Aksi Nyata Restorasi Alam dan Edukasi Lingkungan Melalui Pembangunan Ekoriparian di UMRI dan UNILAK
- Program TEKAD Kemendes PDTT Mendongkrak Status Desa di Indonesia Timur
- Pengakuan Eks Pemain Judi Online: Menang Hanya Seratus Juta, tetapi Ruginya Rp 1 Miliar
- Upacara Hari Kesaktian Pancasila Berlangsung Khidmat di Rutan Salemba
- Gelar SMK Series, TJSL INKA Tingkatkan Keterampilan Siswa Kejuruan untuk Masuk Dunia Kerja