BPN Prabowo - Sandi Tuding Tim Gabungan Kasus Novel Hanya Untuk Materi Debat Capres
jpnn.com, JAKARTA - Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto - Sandiaga Uno, Dahnil Anzar Simanjuntak prihatin dengan kasus penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan yang belum juga terungkap setelah 700 hari.
Dia menilai, aparat penegak hukum, dalam hal ini Polri tidak serius mengungkap siapa penyiram air keras terhadap penyidik senior di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu.
Kemudian, upaya pemerintah dengan membentuk tim gabungan beberapa waktu lalu hanya sebagai bahan debat capres.
“Jelang debat kemarin sempat dibuat tim terkait kasus ini, tetapi bukan untuk pengungkapan kasus, hanya sekadar untuk bahan debat capres," sebut Dahnil melalui akun Twitter-nya @Dahnilanzar, Selasa (12/3).
(Baca Juga: Jika Prabowo Menang, Novel Baswedan dan Eks Pimpinan KPK Bisa jadi Jaksa Agung)
Eks Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah ini lantas mengungkit lagi kasus penangkapan seorang yang diduga teroris yakni Siyono. Hal tersebut menurut dia, bagian dari ketidakjelasan hukum di Indonesia.
"Tiga tahun lalu ada seorang laki-laki, Siyono dari Klaten. Ditangkap Polisi hidup, kembali kepada keluarganya tak bernyawa lagi, saya dan @muhammadiyah dan Komnas HAM membantu mengungkap. Namun, seperti biasa hukum tak ditegakkan. Hari ini dua tahun Novel Baswedan diserang, hukum pun masih gelap," sambung Dahnil. (cuy/jpnn)
Dahnil menilai Polri tidak serius mengungkap siapa penyiram air keras terhadap Novel Baswedan.
Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan
- Jubir Menhan Sebut Jet Tempur Mirage Batal Dibeli, Aktivis Antikorupsi: Hanya Respons Kepanikan
- Jubir Kemhan Bilang Jet Bekas Qatar Batal Dibeli, Connie Tanyakan Surat Pembatalannya
- Hasto Tantang Prabowo Berani Bersumpah Tak Terima Persekot Mirage, Begini Kalimatnya
- Jubir Prabowo: Kasus Penculikan Seperti Kaset Rusak yang Diulang Saat Pemilu
- Jubir Menhan Sebut Anies Mengarang Cerita untuk Jatuhkan Prabowo
- Dahnil Mengajak Sukarelawan Prabowo tidak Menghina Paslon Lain di Pilpres 2024