BPOM Amankan Makanan, Obat dan Kosmetik Ilegal Rp 4,1 Miliar

jpnn.com, SERANG - Makanan, obat, dan kosmetik ilegal senilai Rp 4,1 miliar diamankan Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) di Serang, Banten.
Nilai ekonomi itu didapat dari 12 perkara kejahatan yang ditangani sepanjang 2019. Dari perkara tersebut juga telah ditetapkan sebanyak 12 tersangka. Mereka adalah ARS, SFR, JKC, HDR, SLM, PJI, YTT HDR, DRS, ARS, ARB, dan SYM.
Dari semua tersangka, BPOM di Serang menyita 306 obat, kosmetik, dan makanan ilegal. Mulai dari kosmetik, makanan mengandung zat berbahaya seperti mi berformalin, terasi mengandung rhodamine, dan penjualan produk kefarmasian tanpa izin.
“Semuanya terdiri dari 540.187 pcs senilai Rp 4,1 miliar,” kata Kepala BPOM di Serang Sukriadi Darma, di kantornya di Jalan Syekh Nawawi Albantani, Cipocokjaya, Kota Serang, Senin (30/12).
Dari perkara yang ditangani, ucap Sukriadi, pendistribusian atau penjualan kosmetik ilegal paling dominan. Jenis kosmetik itu antara lain lipstik, alas bedak, bedak, dan krim pembersih wajah. Kata Sukriadi, pelaku menjual barang tersebut melalui pemasaran online.
“Dia (pelaku-red) sudah ada barangnya dan distok (di gudang) Tangerang, kemudian dipasarkan lewat aplikasi online,” katanya.
Kasus ini melibatkan distributor warga negara asing asal Tiongkok yang saat ini masih dalam pencarian. “Pelaku WNA ini dengan karyawannya berkomunikasi melalui aplikasi pesan WeChat karena sama sekali tidak bisa bahasa Inggris dan bahasa Indonesia,” ujar Sukriadi.
Modus pelaku menggunakan gudang yang disamarkan dengan produk lain di wilayah Tangerang. Sukriadi mengungkapkan, ada lantai empat di gudang tersebut. Lantai empat digunakan sebagai tempat tinggal karyawan. Lantai tiga untuk mengoperasikan pemasaran produk kosmetik ilegal.
Makanan, obat dan kosmetik ilegal yang diamankan BPOM di Serang dari 12 perkara sepanjang 2019.
- Komitmen BPOM Soal Pengawasan Produk Kosmetik yang Beredar di Masyarakat
- BPOM Bantah Isu di Medsos soal Produk Ratansha Gunakan Merkuri
- BPOM Temukan Boraks dalam Kerupuk Gendar saat Inspeksi Takjil di Semarang
- Pakar Sebut Informasi Air Galon Sebabkan Kemandulan Pembodohan Publik
- KKI Temukan 40% Galon Guna Ulang Sudah Berusia di Atas 2 Tahun, Ini Bahayanya
- KKI: 75% Distribusi Galon Guna Ulang Tidak Penuhi Standar Keamanan