BPPSDMP Kementan Bangun Soliditas Pengembangan Food Estate Merespons Restriksi Pangan Global

Food Estate di Kalteng akan mengembangkan komoditas padi, hortikultura, peternakan, dan perikanan. Luasan per klasternya sekitar 1.000 hektare. Program ini melakukan pendekatan pertanian dari hulu hingga hilir.
Dalam pengembangannya, Food Estate Kalteng akan memiliki luas potensial 164,6 ribu hektare. Untuk luas fungsional 85,45 ribu hektare, dan sisa luas fungsional 79,1 ribu hektare. Dukungan penuh pun diberikan oleh Kementan melalui pengalokasian anggaran.
“Kementan sudah menyuntikan anggaran yang akan dialirkan dalam berbagai program, seperti alsintan, pupuk, center of excellence, pengembangan untuk hortikultura, juga SDM. Output kegiatan pendampingan juga tersedianya sarana IT di Kostrada dan Kostratani," jelas Dedi.
Kelebihan dari Food Estate adalah mengakomodir kepentingan petani dari hulu ke hilir. Program ini dikembangkan secara bisnis dan menguntungkan. Nantinya petani tidak boleh lagi menjual gabah, tapi harus dalam bentuk beras.
"Hal ini untuk mencapai keuntungan maksimal bagi petani. Semakin ke hilir untungnya bertambah besar,” tukasnya.
Melalui Food Estate, nantinya petani akan berkelompok dalam menjalankan aktivitas bisnis. Berbentuk korporasi, setiap unit aktivitas bisnis diisi oleh Poktan dan Gapoktan.
Selain padi, mereka akan mengembangkan potensi lain. Beberapa di antaranya seperti sayuran, buah, itik, hingga ikan. Ikan yang diusahakan adalah haruan dan lele. Apalagi lahan gambut pada Food Estate memiliki potensi yang cukup besar.
“Seluruh potensi akan dikembangkan, meski lahan yang diusahakannya adalah gambut atau rawa. Jenis lahan ini tetap kompetitif asalkan dilakukan secara sungguh-sungguh. Lahan gambut tetap potensial dan menjanjikan. Itik dan ikan bisa dikembangkan di sana,” pungkas Dedi.(adv/jpnn)
Kementan melalui BPPSDMP terus membangun soliditas antarpihak dalam pengembangan Food Estate di Kalteng.
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam
- Wamenperin: Tidak akan Ada PHK di Sektor yang Berhubungan dengan Pertanian
- Pernyataan Sjafrie Sjamsoeddin soal DPN Bisa Mengurusi Hutan dan Sawit Menuai Kritik
- Prabowo Bakal Bangun Tanggul Raksasa dari Banten hingga ke Jawa Timur
- Moratorium Sawit Hasilkan Kontribusi Ekonomi Rp 28,9 Triliun Pada 2045
- Viva Yoga Beberkan Visi Strategis Pembentukan Kementrans
- Yayasan Madani Berkelanjutan: Food Estate Berpotensi Merusak Ekosistem Hutan dan Alam