BPS Catat Deflasi Juni 2021, Ternyata Komoditas Ini Penyebabnya...
jpnn.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik mencatat deflasi pada Juni 2021 sebesar 0,16 persen. Kepala BPS Margo Yuwono menyatakan dengan angka deflasi tersebut, maka inflasi tahun kalender Juni 2021 terhadap Desember 2020 mencapai 0,74 persen.
"Inflasi tahun ke tahun (yoy) Juni 2021 terhadap Juni 2020 sebesar 1,33 persen," ujar dia, dalam konferensi pers, di Jakarta, Kamis (1/7).
Margo menyebut menyebutkan penurunan harga komoditas cabai merah dan cabai rawit, serta bawang merah menjadi pemicu terjadinya deflasi pada Juni 2021.
“Penyebabnya adalah karena terjadinya penurunan harga komoditas cabai merah, daging ayam ras, cabai rawit, dan bawang merah,” kata dia.
Lebih lanjut, kata Margo, komoditas tersebut masuk dalam kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau, yang mengalami deflasi sebesar 0,71 persen dengan andil 0,18 persen terhadap deflasi Juni 2021.
Deflasi juga terjadi pada tiga kelompok pengeluaran lainnya yaitu pakaian dan alas kaki sebesar 0,12 persen dengan andil 0,01 persen serta transportasi sebesar 0,35 persen dengan andil 0,04.
"Deflasi pada kelompok pengeluaran transportasi disebabkan karena terjadinya penurunan tarif angkutan udara dan angkutan antarkota serta tarif angkutan kereta api," bebernya.
Margo mengatakan juga, kemudian deflasi juga terjadi pada kelompok pengeluaran informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,01 persen, dan relatif tidak memberikan andil terhadap deflasi Juni 2021.
Badan Pusat Statistik mencatat deflasi pada Juni 2021 sebesar 0,16 persen. Kepala BPS Margo Yuwono menyatakan dengan angka deflasi tersebut, maka inflasi tahun kalender Juni 2021 terhadap Desember 2020 mencapai 0,74 persen.
- Konon Inilah Penyebab Pengangguran di Palembang
- Pemerintah Fokus Menjaga Aliran Investasi untuk Pembangunan Masa Depan
- Matana University Raih Juara 1 Pojok Statistik Terbaik Se-Indonesia
- Inflasi AS Melebihi Ekspektasi, Bitcoin Bertahan di Level Sebegini
- Ekonom Sebut Deflasi Perlu Segera Dikendalikan
- Mendagri Tito: Daya Beli Masyarakat tidak Menurun, tetapi Meningkat