BPS: Ekonomi Triwulan I 2021 Terkontraksi 0,74 Persen
Jebolan Akademi Ilmu Statistik itu memerinci beberapa indikatornya adalah membaiknya Indeks Penjualan Ritel, Indeks Keyakinan Konsumen, maupun PMI Manufaktur.
Kemudian, penjualan mobil, dan konsumsi listrik.
"Produksi semen yang meningkat juga memberikan adanya sinyal positif pemulihan ekonomi Indonesia," beber Kecuk.
Master of Science in Applied Statistics di University of Guelph, Canada itu berharap kinerja perekonomian Indonesia terus meningkat dan tumbuh tinggi pada kisaran 4,5 persen-5,3 persen pada akhir 2021.
"Namun, untuk mencapai angka tersebut, perekonomian pada triwulan II-2021 harus mulai tumbuh positif pada kisaran 6,9 persen-7,8 persen," katanya.
Kecuk menambahkan pemerintah meyakini capaian tersebut dapat tercapai melalui program stimulus APBN, percepatan program vaksinasi dan pelaksanaan protokol kesehatan secara konsisten.
"Pemerintah juga akan mendorong penguatan industri lokal di berbagai sektor strategis utama seperti kelapa sawit, kimia, alumunium, elektronik, dan alas kaki untuk memperkuat perekonomian," ungkapnya.
Sebelumnya, BPS mencatat perekonomian Indonesia secara kumulatif mengalami perlambatan dan terkontraksi sebesar 2,07 persen (yoy) pada 2020.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Indonesia masih tumbuh negatif atau mengalami kontraksi pada triwulan I-2021.
- Kemensos dan Instansi Terkait Siap Rumuskan Protokol Penggunaan Data Tunggal Kemiskinan
- Edukasi Mahasiswa di Jateng dan DIY tentang Kepabeanan, Begini Harapan Bea Cukai
- Angka Pengangguran Capai 7,2 Juta, Paling Banyak SMK
- Sri Mulyani Akui Kemenangan Donald Trump Punya Pengaruh Besar
- Pelindo Solusi Logistik Catatkan Kinerja Positif Sepanjang Kuartal III 2024
- Prabowo Diminta Hati-Hati soal Pengalihan Subsidi BBM menjadi BLT