BPS Klaim Larangan Ekspor CPO Sukses Menekan Harga Minyak Goreng, Ini Buktinya

jpnn.com, JAKARTA - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono menyampaikan kebijakan pemerintah melarang ekspor crude palm oil (CPO) dan turunannnya memberikan hasil yang signifikan.
Artinya, kebijakan yang diberlakukan sejak 28 April sampai 22 Mei 2022 itu diklaim berhasil.
Berdasarkan catatan BPS, kebijakan itu berdampak baik pada harga minyak goreng sehingga komoditas tersebut mengalami deflasi pada Mei 2022.
"Kebijakan pemerintah dalam melarang ekspor CPO memberikan hasil positif," ujar Margo pada konferensi pers BPS, Kamis (2/6).
Margo menyampaikan data BPS periode Mei 2022 menunjukan minyak goreng kemasan dan curah mengalami deflasi sebesar minus 0,01 persen.
Sebelumnya, pada April 2022 minyak goreng memiliki andil 0,19 persen terhadap inflasi domestik dan merupakan yang tertinggi.
"Harga minyak goreng secara keseluruhan mengalami baik curah maupun kemasan mengalami penurunan pada Mei 2022 mengalami penurunan dibanding April," ungkap Margo.
Selain itu, harga minyak goreng curah terpantau mengalami penurunan harga dari Rp 18.980 per kilogram menjadi Rp 18.220.
Kepala BPS Margo Yuwono menyampaikan kebijakan pemerintah melarang CPO dan turunannnya memberikan hasil yang signifikan
- Kronologi 3 Hakim Perkara Korupsi CPO Terima Suap Puluhan Miliar, Rusak!
- Wujudkan Satu Data Pertanian di Kabupaten Sukabumi, Kementan dan BPS Bersinergi
- Lebih Dari 20 Mafia Minyak Goreng dan Pupuk Sudah Disikat, Kena Jeratan Hukum
- PNM Peduli Masa Depan Sehat Jadi Salah Satu Cara Mewujudkan SDG's
- Data BPS: Inflasi Tahunan Maret 2025 Lebih Rendah dari Tahun Lalu
- Harga Pangan Masih Bergejolak, tetapi Perlahan Turun