BPS: Neraca Perdagangan Surplus 33 Bulan
jpnn.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) membeberkan kabar baik terkait neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2023.
Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M. Habibullah mengatakan neraca dagang mengalami surplus 3,87 miliar dolar AS atau surplus selama 33 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.
"Neraca perdagangan Indonesia sampai dengan Januari 2023 membukukan surplus selama 33 bulan berturut-turut sejak Mei 2020," ujar dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu.
Adapun surplus berasal dari sektor nonmigas sebesar USD 5,29 miliar. Namun terjadi defisit pada sektor migas senilai USD 1,42 miliar dengan komoditas penyumbang, yakni minyak mentah dan hasil minyak.
Neraca perdagangan nonmigas tercatat surplus USD 5,29 miliar dengan komoditas penyumbang surplus utama yaitu bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan/nabati serta besi dan baja.
Tiga negara dengan surplus neraca perdagangan nonmigas terbesar pada Januari 2023 yaitu Amerika Serikat, Filipina, dan India.
AS menyumbang surplus sebesar USD 1.174,3 juta pada komoditas mesin/perlengkapan elektrik serta bagiannya, pakaian dan aksesorisnya bukan rajutan, lemak dan minyak hewan/nabati.
Filipina surplus sebesar USD 909,2 juta terbesar dengan komoditas bahan bakar mineral, kendaraan dan bagiannya, besi dan baja. Sedangkan India, USD 810,5 juta terbesar pada bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan/nabati, besi dan baja.
Badan Pusat Statistik (BPS) membeberkan kabar baik terkait neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2023.
- Sentimen Negatif Trump Bikin Rupiah Hari Ini Ambrol 62 Poin
- Angka Pengangguran Capai 7,2 Juta, Paling Banyak SMK
- Menko Airlangga Sebut Data Kebijakan Satu Peta Harus Aman, Tak Bisa Diretas
- Pemerintah Berencana Alihkan Subsidi BBM jadi BLT, tetapi
- Konon Inilah Penyebab Pengangguran di Palembang
- Terdampak Kabar Aktivitas Bisnis Amerika, Rupiah Ditutup Ambrol 63 Poin