BPS: Nilai Tukar Petani Juni 2021 Naik 0,19 Persen

jpnn.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis nilai tukar petani (NTP) pada bulan Juni 2021 mencapai 103,58 atau naik sebesar 0,19 persen (MtoM).
Kenaikan terjadi karena indeks harga yang diterima petani (It) naik sebesar 0,01 persen, sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) sebesar 0,18 persen.
Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan bahwa ada 3 subsektor pendukung yang membuat NTP di bulan Juni mengalami kenaikan. Ketiganya adalah subsektor tanaman pangan yang naik sebesar 0,43 persen, tanaman perkebunan rakyat 0,71 persen dan peternakan 0,33 persen.
“Semuanya naik kalau kita bandingkan dengan bulan sebelumnya (Mei 2021),” ujar Margo dalam siaran pers yang digelar pada Kamis, 1 Juli 2021.
Dengan kenaikan tersebut, menurut Margo, NTP secara nasional yakni dari bulan Januari sampai Juni mencapai 103,26 dengan indek yang diterima petani sebesar 111,13 dan indek yang dibayar petani sebesar 107,62.
"Kalau kita lihat per propinsi, NTP di maluku utara mengalami kenaikan tertinggi yakni sebesar 3,50 persen," katanya.
Sebagai informasi, Curva NTP yang dihitung pada bulan Oktober 2020 terus mengalami kenaikan di atas 100, dimana NTP Oktober mencapai 102,25.
Kemudian pada bulan berikutnya, yakni November mencapai 102,86, Desember 103,25, Januari 103,26, Februari 103,10, Maret 103,29, April 102,93 dan bulan Mei tahun ini mencapai 103,29 atau naik sebesar 0,44 persen.
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis nilai tukar petani (NTP) pada bulan Juni 2021 mencapai 103,58 atau naik sebesar 0,19 persen (MtoM).
- Wujudkan Satu Data Pertanian di Kabupaten Sukabumi, Kementan dan BPS Bersinergi
- PNM Peduli Masa Depan Sehat Jadi Salah Satu Cara Mewujudkan SDG's
- Cerita Presiden Prabowo Punya Tim Pertanian Hebat, Apresiasi Kinerja Kementan
- Data BPS: Inflasi Tahunan Maret 2025 Lebih Rendah dari Tahun Lalu
- Hari Kedua Lebaran, Mentan Tancap Gas Turun Lapangan Sidak 4 Gudang Bulog di Sulsel
- Serapan BULOG Melonjak 2.000 Persen, Hendri Satrio: Dampak Tangan Dingin Mentan Amran