BPS Sebut Dampak Covid-19 Ungkit Angka Gini Ratio, Jadi 0,385
![BPS Sebut Dampak Covid-19 Ungkit Angka Gini Ratio, Jadi 0,385](https://cloud.jpnn.com/photo/arsip/watermark/2020/01/28/kepala-bps-suhariyanto-pada-sosialisasi-pemutakhiran-diagram-timbang-ihk-dan-ntp-di-kantor-bps-jakarta-selasa-28-1-2020-foto-antaramentari-dwi-gayati-50.jpg)
jpnn.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan Covid-19 turut memengaruhi ketimpangan pengeluaran penduduk atau Gini Ratio Indonesia.
BPS mencatat pada September 2020 mencapai 0,385 atau naik 0,005 poin dibandingkan September 2019 yang mencapai 0,380.
“Peningkatan gini ratio ini terjadi baik di kota dan di desa,” kata Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Senin (15/2).
Adapun gini ratio di desa pada September 2020 mencapai 0,319 atau naik dibandingkan September 2019 mencapai 0,315.
Sedangkan di kota, kata dia, gini ratio mencapai 0,399 atau naik dibandingkan September 2019 mencapai 0,391.
Menurut pria yang karib disapa Kecuk itu, peningkatan gini ratio tersebut disebabkan karena meningkatnya angka penduduk miskin.
"Dampak pandemi Covid-19," kata dia.
Suhariyanto menjelaskan, angka gini ratio berkisar 0-1 atau apabila terjadi peningkatan, maka angka ketimpangan semakin tinggi.
Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan Covid-19 turut memengaruhi ketimpangan pengeluaran penduduk atau Gini Ratio Indonesia. Pada September 2020 mencapai 0,385 atau naik 0,005 poin dibandingkan September 2019 yang mencapai 0,380.
- BPS: Provinsi Jawa Barat Paling Banyak Tempat 'Mangkal' PSK
- Inilah Wilayah dengan Pertumbuhan Ekonomi Terendah pada 2024
- PDB Indonesia Meningkat jadi Rp 78,62 Juta Per Kapita
- Bertemu Menko AHY, Bamsoet Dorong Pemenuhan Perumahan Rakyat
- Bea Cukai Kendari Bersinergi dengan Kejaksaan hingga GPEI Demi Tujuan Penting Ini
- Penurunan Angka Kemiskinan di Sumut pada 2024 yang Tertinggi di Indonesia