BPS Siapkan Data untuk Pemberatasan Terorisme
“Masalah terorise banyak variabelnya seperti kemiskinan, sosial ekonmi, meski landasannya masalah ideologi. Dengan perkembangan zaman dengan transformasi teknolgi luar ibasa, bagaimana sosial media memengaruhi mindset anak bangsa,” imbuhnya.
Karena itu, sambung Suhardi, dalam rangka mendorong efektivitas, perlu data dan informasi statisitik, yang bisa mengukur indeks terorisme di Indonesia.
“Semoga ini bisa meningkatkan sinergi antarlembaga dalam penanggulangan terorisme. Saya berharap MoU ini bisa diimplementasikan dengan penuh komitmen oleh kedua belah pihak dalam penanggulangan terorisme di Indonesia,” ujar Suhardi.
Sementara itu, Kepala BPS Suhariyanto menyambut baik penandatanganan MoU ini. Menurutnya, ini adalah MoU pertama BNPT dengan BPS.
“Sungguh saya berharap momentum ini bisa menjadi awal yang lebih baik untuk menyusun kerja sama lebih erat antara BNPT dan BPS ke depan,” tutur Suhariyanto.
Suhariyanto awalnya sempat ragu saat menerima ‘pinangan’ BNPT.
Namun, setelah membaca dari kejadian bom Thamrin sampai terakhir penggagalan rencana teror di Bekasi, Tangerang, dan Purwakarta, dia baru sadar bahwa apa yang di media itu hanya di hilir.
Sedangkan hulu dalam terorisme itu sangat kompleks.
JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Badan Pusat Statistik (BPS) menandatangani nota kesepahamanan (MoU) kerja sama
- BPS Optimistis Pasar Otomotif Indonesia Pada 2025 Masih Bisa Bertumbuh
- Cegah Teror Saat Natal, Polri Sterilisasi Seluruh Tempat Ibadah
- BNPT Beri Sertifikat ke-16 Pengelola Objek Vital soal Pencegahan Terorisme
- Tinjau Program Sekolah Damai di SMAN 13 Semarang, Kepala BNPT Beri Pujian
- BNPT Dorong Kolaborasi Multipihak untuk Cegah Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme
- Peringati Hari Pahlawan, Yayasan Gema Salam Wujudkan Semangat Nasionalisme