BPTJ Kaji Restrukturisasi Angkutan Perkotaan
jpnn.com, JAKARTA - Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) menggelar Focus Discusion Group (FGD) Restrukturisasi Pengelolaan Angkutan Perkotaan di Jabodetabek.
Kepala Sub Direktorat Evaluasi Program Direktorat Perencanaan Dan Pengembangan BPTJ Sugianto menjelaskan pihaknya membahas seputar restrukturisasi angkot yang fungsinya mengarah kepada angkutan feeder untuk angkutan utama seperti KRL, TransJakarta maupun TransJabodetabek.
“Kedepannya kami berharap agar performa angkot dapat meningkat,” ujar Sugianto.
Menurutnya, restrukturisasi angkot ini diperlukan mengingat banyaknya permasalahan klasik seputar angkutan perkotaan (angkot) yang terus-menerus terjadi.
Salah satunya karena angkot pengelolaannya dilakukan oleh perorangan ,sehingga tidak ada standar pelayanan yang baku.
“Tidak ada standar pelayanan baik dari segi fisik angkutan, maupun jadwal pelayanan. Ini membuat keberangkatannya suka-suka, tidak terjadwal dan cenderung makin lama karena menunggu penuh,” ujar Sugianto.
Selain itu, menurunnya jumlah penumpang saat ini akibat banyaknya persaingan, mengakibatkan pengemudi akan lebih sering ngetem untuk mendapatkan penumpang dan waktu tempuh akan semakin lama.
Menurunnya jumlah penumpang ini juga akan berimbas pada penurunan pendapatan pengemudi, membuat mereka makin ogah-ogahan melayani penumpang serta biaya pemeliharaan menjadi minim, sehingga sulit untuk memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) dan sulit melakukan peremajaan.
Restrukturisasi angkot ini diperlukan mengingat banyaknya permasalahan klasik seputar angkutan perkotaan (angkot) yang terus-menerus terjadi.
- Organda DKI, Banten dan Jabar Tolak Stiker ASK untuk Angkutan Online
- Partisi di Angkutan Online Harus Ada Fatwa dari Ahli Kesehatan
- Organda Tidak Terima Taksi Online Dibebaskan dari Ganjil Genap
- Identitas Pengemudi Harus Sama dengan yang Didaftarkan
- Hanya Dikasih Kuota Angkutan Online 750 Unit
- Penumpang Dipaksa Turun di Angkot