Brand Ternama ini Minta Maaf Gara-gara Tas Jenazah
jpnn.com - HONGKONG - Akhirnya brand ternama dunia,Gucci, mengajukan permintaan maaf. Mereka mengaku salah paham hingga muncul protes atas banyaknya pedagang tas kertas yang berlogo Gucci. Tas tersebut biasanya dibakar ketika ada orang yang meninggal.
Dalam tradisi masyarakat Hongkong, keluarga akan membakar benda mahal yang disukai leluhur, tetapi belum sempat dibeli. Mulai tas dengan brand premium hingga smartphone atau mobil mewah. Semua benda itu berbentuk replika dari bahan kertas.
Gucci sempat mengirimkan surat protes kepada pedagang karena menganggap replika tas Gucci dengan bahan kertas sama dengan melanggar hak dagang mereka. "Kami menyesal telah menyebabkan salah paham dan minta maaf kepada semua yang tersinggung karena sikap kami," kata Gucci dalam pernyataan yang dirilisnya kemarin.
"Kami percaya toko yang menjual perlengkapan pemakaman tersebut tidak berniat melanggar hak merek. Karena itu, kami tidak akan menggugat atau meminta kompensasi," ucapnya lagi.
Menurut kabar yang beredar, enam toko yang menjual perkakas pemakaman setuju tidak lagi menjual tas kertas dengan logo Gucci. "Barang itu kan tidak pakai orang hidup. Itu hanya untuk leluhur," ujar To Chin-sung, salah seorang manajer toko yang menjual berbagai benda replika berbahan kertas.
Dia mengaku tidak menerima surat protes Gucci. "Kalau kami dikirimi surat, kami akan bilang suratnya kami kirim ke leluhur. Kalau sudah ada jawaban, baru kami kabari," candanya. (afp/hep/c20/any/pda)
HONGKONG - Akhirnya brand ternama dunia,Gucci, mengajukan permintaan maaf. Mereka mengaku salah paham hingga muncul protes atas banyaknya pedagang
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- BPK Dorong Tata Kelola Pendanaan Iklim yang Transparan dan Efektif
- Hubungan Presiden dan Wapres Filipina Retak, Beredar Isu Ancaman Pembunuhan
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan