Brando Mengkritik Pemerintah Soal Migrasi Penggunaan Kompos Gas Elpiji ke Kompor Listrik

“Ini, saya jujur, ya. Kapasitas saya sebagai anggota Dewan dan sebagai emak-emak. Kami di rumah saja punya kompor listrik tetap tak bisa lepas dari gas, karena masakan Indonesia ya beda. Bukan (seperti) masalah orang bule yang pancinya seukuran begitu saja,” ungkap Mulan saat rapat di Komisi VII DPR RI pekan ini.
Hal senada juga diungkapkan Ekonom Bhima Yudhistira. Dia menilai masyarakat Indonesia membutuhkan waktu yang lebih lama untuk beradaptasi memasak dengan menggunakan kompor listrik.
Bhima menyebut ini tidak terlepas dari budaya memasak di Indonesia. Aspek budaya ini kata Bhima, tidak hanya berlaku bagi masyarakat kelas menengah ke bawah atau miskin melainkan juga kepada rumah tangga kalangan menengah atas.
“Jangankan orang miskin, kelompok menengah atas sebenarnya juga sudah mengenal kompor listrik sejak lama,” kata dia.
Rumah tangga kelas atas sudah sejak lama mengenal kompor listrik. Beberapa dari mereka pun sudah pernah mencoba menggunakan kompor induksi.
Hanya saja, pada akhirnya mereka kembali menggunakan kompor gas LPG karena kompor induksi kurang kompatibel untuk budaya memasak di tanah air.
"Mereka (kalangan menengah atas) nyaman pakai LPG karena proses memasak yang lebih cepat," kata Bhima.
Untuk itu dia menilai rencana pemerintah untuk melakukan migrasi ke kompor listrik perlu dikaji ulang.
Pemerhati dinamisasi energi Brando Susanto mengkritik pemerintah yang berencana melakukan migrasi penggunaan kompor gas elpiji menjadi kompor listrik.
- Brando Susanto: Pangan Murah Food Station Konkret Penuhi Kebutuhan Warga Jakarta Menjelang Idulfitri 2025
- Brando Susanto: Perang Terhadap Pungli di Jakarta Dimulai Dari Mudik Gratis Pemprov Jakarta
- Rivqy: Tindak Tegas & Usut Tuntas Komplotan Pengoplos Gas
- Teknologi Terbaru dari Rinnai Hadirkan Kenyamanan dan Keamanan Memasak
- Brando Susanto Perjuangkan Air Bersih untuk Warga Jakarta Utara
- Polsek Muara Kuang Pastikan Ketersediaan dan Harga Elpiji 3 Kg Stabil