Brandon Assamariyyun
Oleh: Dahlan Iskan
jpnn.com - "JANGAN terlalu mempahlawankan saya. Kita harus fokus ke para korban dan keluarga mereka".
Betapa rendah hatinya pahlawan Monterey Park ini: Brandon Tsay. Usianya 26 tahun. Ia masih tinggal bersama orang tuanya di kota San Marino, hanya 10 menit dari kota Monterey Park, pinggiran kota Los Angeles. Adiknya, Brenda Tsay juga tinggal bersamanya.
Brandon, yang marganya sama dengan Presiden Taiwan Tsay Ing-wen, malam itu lagi bertugas di perusahaan keluarga: Lai Lai Dance Studio. Di kota Alhambra. Yang jaraknya juga hanya 10 menit dari San Marino.
Brandon dapat tugas 2 hari dalam satu minggu. Adiknya dapat giliran 2 hari juga. Orang tua mereka dua hari. Yang satu malam orang lain lagi: libur.
Malam itu, meski malam Minggu, sudah mulai sepi, padahal juga malam tahun baru Imlek. Sudah banyak yang pulang. Sudah tidak banyak lagi yang dansa. Sudah terlalu malam. Sudah hampir pukul 23.00. Sebagian lagi sudah duduk-duduk saja: menikmati minuman sambil ngobrol.
Menjelang tutup itu, Brandon berada di ruang kasir. Di bagian depan Lai Lai. Sendirian. Lalu ia dengar pintu depan berderit seperti ada yang menutup. Sesaat kemudian terdengar bunyi kling seperti ada dua besi berbenturan. Mungkin senjata menyenggol pintu besi.
Brandon menengok ke arah pintu. Seseorang berwajah Asia muncul di situ. Orang itu lagi seperti menebar pandang ke arah lantai dansa. Seperti lagi memperhatikan ada siapa saja di sana.
Orang itu bersenjata.
Motif penembakan massal di Star itu kian nyata: cemburu. Ia tidak diundang ke pesta dansa malam itu. Padahal ia dan istri pelanggan Star Studio.
- Seusai Membunuh-Buang Mayat Paryatun ke Jurang, Iwan Doggy Mengambil Harta Korban
- Sumur Tua
- Polisi yang Tembak Mati Siswa SMK di Semarang Masih Berstatus Terperiksa
- Seperti Ini Kepribadian Sehari-hari Anak Bunuh Ayah dan Nenek di Cilandak Jaksel
- Geger, Guru di Kampar Ditemukan Tewas dengan Luka Robek di Leher, Sekujur Tubuh Terbakar
- Walk Out