Breakfast dengan Editor's Club, Juga Dengar Pengalaman Bersama JK
Selasa, 20 Oktober 2009 – 06:00 WIB
Wakil Presiden Jusuf Kalla hari ini akan meletakkan jabatannya dan kembali sebagai warga negara biasa. Pagi ini, dia akan berangkat menyaksikan pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih dari kediaman dinas Wakil Presiden di Jalan Diponegoro ke gedung DPR/MPR di Senayan dengan mobil pelat RI-2, dan kembali ke kediaman pribadinya di Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan, dengan mobil plat umum. “Saya pernah menerima telepon dari Pak JK sambil menggoreng tempe, kadang juga saya telepon hampir tengah malam dan masih dilayani. Ini menunjukkan betapa egaliternya Pak JK,” ujar Uni Lubis, wakil pemimpin redaksi ANTV.
Pagi kemarin, Jusuf Kalla memulai hari dengan menggelar sarapan pagi dengan sejumlah pemimpin media massa di pendopo kediaman dinas. Breakfast meeting dengan pemimpin redaksi dan redaktur-redaktur senior media massa adalah tradisi yang dilakukan JK hampir setiap bulan. Dalam forum informal itu, JK biasanya memberi berita background sejumlah kebijakan pemerintah, serta bertukar informasi dengan para petinggi media.
Dalam breakfast meeting terakhir dengan JK, sejumlah pemimpin redaksi media massa lebih banyak bertanya tentang isu-isu seputar penyusunan kabinet, perbandingan penyusunan kabinet sekarang dengan lima tahun lalu, dan rencana-rencana JK selepas meletakkan jabatannya. Sejumlah wartawan juga memberikan kesan pribadinya selama berinteraksi dengan Jusuf Kalla.
Baca Juga:
Wakil Presiden Jusuf Kalla hari ini akan meletakkan jabatannya dan kembali sebagai warga negara biasa. Pagi ini, dia akan berangkat menyaksikan pelantikan
BERITA TERKAIT
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas