Brexit Kacau, May Kembali Gagal Yakinkan Uni Eropa
jpnn.com, BRUSSEL - Perdana Menteri (PM) Theresa May hanya punya waktu hingga 29 Maret 2019 untuk membawa Inggris keluar dari Uni Eropa (UE) secara bermartabat.
Jika sampai lewat batas waktu, Inggris akan dianggap sebagai negara asing yang tidak pernah menjadi bagian dari UE. Dengan demikian, segala bentuk kesepakatan dan kerja sama yang pernah terjalin pun lenyap begitu saja.
Jika itu yang terjadi, Inggris rugi. Karena itu, May berusaha merealisasikan Brexit alias British Exit secara maksimal. Dengan kesepakatan yang sama-sama menguntungkan. Baik bagi Inggris maupun UE.
Sayangnya, pertemuan di Belgia kemarin, Kamis (18/10) tidak membuahkan hasil. Pembahasan backstop atau area terbuka di perbatasan Irlandia Utara dan Republik Irlandia yang bisa diakses Inggris dan UE macet.
"Ada rencana mengundur jadwal penerapan kesepakatan Inggris-UE," kata May dalam jumpa pers.
Sebelumnya, dia memaparkan proposalnya di hadapan para petinggi UE. Dia punya waktu 15 menit untuk meyakinkan mereka. Sayangnya, May tidak berhasil. Para petinggi UE menolak proposal Inggris.
Bulan depan Inggris dan UE kembali duduk semeja. Mereka akan berusaha lagi merumuskan kesepakatan yang bisa diterima kedua pihak. Terutama tentang backstop dan kesepakatan dagang pasca Brexit alias British Exit.
Jika pertemuan nanti kembali gagal membuahkan kesepakatan, Inggris bakal terpaksa menunda masa transisi yang dijadwalkan bermula pada Desember 2020.
Perdana Menteri (PM) Theresa May tampaknya bakal gagal membawa Inggris keluar dari Uni Eropa (UE) secara bermartabat.
- Apkasindo dan TSIT Jalin Kerja Sama Menyiapkan Petani Sawit Indonesia Hadapi EUDR
- Emmanuel Macron Sebut Uni Eropa Perlu Mempertimbangkan Kembali Hubungan dengan Rusia
- Uni Eropa & ChildFund International Ajak Masyarakat Bersatu Dalam Keragaman
- Setelah Menghukum Warga Israel, Uni Eropa Hajar Iran dengan Perpanjangan Sanksi
- Uni Eropa Jatuhkan Sanksi kepada Warga Sipil Israel Pelanggar HAM
- Uni Eropa Bekukan Proses Integrasi Georgia