BRG Perlu Peta Skala Besar untuk Acuan Restorasi Gambut
“Pada empat kabupaten itu ada banyak kesatuan hidrologis gambut dan memang belum semua dipetakan, baru empat KHG yang diserahkan,” imbuh Mryna.
Sebelumnya, BRG telah bekerja sama dengan beberapa universitas lokal dalam mengerjakan pemetaan skala 1:50.000.
Selanjutnya, peta tersebut dipertajam dengan teknologi light detection and ranging ( LiDAR).
Pemetaan ini mengintegrasikan sistem penentuan posisi Global Positioning System/Inertia Navigation System (GPS/INS) dan pengukuran jarak dengan laser ke objek di permukaan bumi yang dilengkapi kamera digital.
Hasilnya, menunjukkan peta ketinggian permukaan bumi untuk mengidentifikasi kubah gambut, peta hidrotopografi (modeling arah aliran air di lahan gambut untuk membantu identifikasi lokasi sekat kanal) dan peta penutup lahan dari foto udara untuk melihat kondisi terkini gambut.
Hal itu bisa digunakan untuk panduan operasional dan implementasi fisik restorasi di lapangan.
Dengan peta skala besar 1:2.500, yang berarti tiap satu sentimeter sama dengan 25 meter di permukaan bumi, program restorasi bisa berjalan lebih efektif.
Sebab, implementasi intervensi fisik, konstruksi pembangunan sekat kanal atau penimbunan kanal bisa dilakukan tanpa ragu-ragu.
Pemetaan itu penting dilakukan agar ada data akurat dalam membuat rencana restorasi gambut
- APP Group Tunjukkan Komitmennya terhadap Pelestarian Lahan Gambut di COP 29 Azerbaijan
- Adaptasi Perubahan Iklim, Pemuda di Rohil Kembangkan Pertanian Lahan Tanpa Bakar
- Kapolres Inhil AKBP Budi Setiawan Ikut Berjibaku Padamkan Karhutla di Lahan Gambut
- BRGM Sudah Restorasi Gambut Seluas 1,8 Juta Hektare, Alhamdulillah
- Terungkap, Ini Alasan Gubernur Herman Deru Tak Izinkan Lahan Gambut Dialihfungsikan, Salut!
- AKBP Budi Setiono Ikut Padamkan Karhutla di Lahan Gambut Seluas 20 Hektare Ini