BRI Atur Strategi Hadapi Transaksi Digital yang Diprediksi Capai Rp 50 Kuadriliun
jpnn.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memprediksi tahun ini nilai transaksi digital banking bakal mencapai hampir Rp 50 kuadriliun atau tepatnya Rp 49.733 triliun.
Pasalnya, transaksi digital jadi pilihan lantaran konsumen cepat dan aman.
Di sisi lain, ditopang oleh makin banyaknya merchant yang menyediakan metode pembayaran non-tunai.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. terus memperkuat infrastruktur digital untuk menjamin kenyamanan dan keamanan nasabah.
Perbankan pelat merah itu terus menghadirkan inovasi di lanskap digital.
Direktur Digital dan Teknologi Informasi BRI Indra Utoyo mengungkapkan kecenderungan masyarakat untuk bertransaksi secara digital menjadi semangat utama dalam menciptakan layanan yang cepat, efektif, dan aman.
Upaya ini sekaligus dilakukan untuk mencapai visi BRI sebagai The Most Valuable Banking Group In South East Asia & Champion of Financial Inclusion pada 2025.
“BRI menyadari perubahan perilaku konsumen bergerak begitu cepat di era digitalisasi ini. Saat ini nasabah memerlukan layanan lengkap yang bisa diakses di mana saja dan kapan saja atau sudah tidak ada lagi batasan ruang dan waktu. Untuk itu kami terus beradaptasi dengan menghadirkan layanan yang customer centric,” ujar Indra.
Bank Indonesia (BI) memprediksi tahun ini nilai transaksi digital banking bakal mencapai hampir Rp 50 kuadriliun atau tepatnya Rp 49.733 triliun.
- ICEBM Untar 2024 jadi Sarana Percepatan Pencapaian SDGs untuk Semua Sektor
- RI Sulit Mencapai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Kalau Mengandalkan Kapasitas Fiskal
- Khofifah-Emil Punya Komitmen Konkret Menjadikan Jatim Episentrum Ekonomi Indonesia Timur
- Soal Dampak Green Bond, BNI Bisa Jadi Contoh dan Acuan Bagi Sektor Perbankan di Indonesia
- Pemkot Kupang Dorong Kemudahan Investasi untuk Penyerapan Tenaga Kerja
- Garudafood Dorong Ekonomi Inklusif, Berdayakan UMKM