Brian Leung
Oleh Dahlan Iskan
Tidak ada yang angkat tangan.
Bulatlah tekad mereka. Menduduki DPR. Yang tidak dijaga ketat oleh aparat kepolisian.
Gerbang DPR dijebol. Pintu kaca gedung itu dipecah. Tidak mudah. Kualitas kacanya sangat baik. Dengan berbagai hantaman besi akhirnya kaca itu pecah juga.
Sebenarnya tidak ada yang ingin masuk ke DPR. Mereka tahu: itu melanggar hukum. Sudah melewati batas. Apalagi lewat kaca yang sengaja dihancurkan.
Brian Leung-lah yang masuk pertama. Asisten dosen ilmu politik inilah yang terus berteriak. Agar yang lain ikut masuk. Dengan prinsip: kian banyak yang masuk kian kecil resikonya. Polisi akan kewalahan.
Maka ratusan demonstran menduduki DPR. Brian pun menuju meja pimpinan rapat. Ia pidato di situ. Menyampaikan misi utama gerakan itu: mempertahankan Hongkong yang demokratis.
Pedemo yang lain melakukan coret-coret. Isinya, misi itu juga. Ada juga yang mencopot simbol-simbol yang berbau Tiongkok.
Yang mengejutkan: di meja pimpinan itu Brian mencopot masker di wajahnya. Ia sampai pada pengambilan risiko tertingginya. Terang-terangan: inilah saya! Yang lain tetap mengenakan masker penutup wajah.