Brigadir J Ditembak Mati di Rumah Irjen Ferdy Sambo, KontraS Desak Ini kepada Kapolri
jpnn.com, JAKARTA - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) mendesak Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menjamin independensi dalam proses pengungkapan kasus baku tembak di rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo.
Sebab, Jenderal Listyo sudah memerintahkan tim khusus demi mengusut kasus baku tembak yang terjadi pada Jumat (8/7).
"Kapolri menjamin independensi dan transparansi kepada tim khusus yang bertugas untuk mengungkap fakta peristiwa serta menyampaikan secara berkala pada publik atas perkembangan yang terjadi," kata Wakil Koordinator Badan Pekerja KontraS Rivanlee Anandar melalui layanan pesan, Kamis (14/7).
Adapun, peristiwa baku tembak di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo melibatkan Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J dan Bharada E.
Brigadir J tewas dalam kejadian itu, sedangkan Bharada E diamankan setelah peristiwa saling tembak.
KontraS, kata Rivanlee, turut mendesak Jenderal Listyo mau mendengar masukan, utamanya dari keluarga Brigadir J dari kasus baku tembak.
"Kapolri menjamin ruang masukan, saran, serta penyampaian dari pihak keluarga korban untuk bebas dari tindakan intimidatif dan tekanan dalam bentuk lain guna mencari fakta seterang-terangnya," ungkap dia.
Selanjutnya, kata Rivanlee, KontraS meminta pengawasan eksternal kepolisian, seperti Kompolnas memastikan profesionalitas kelembagaan dalam pengusutan perkara.
KontraS mendesak Kapolri melakukan hal ini dalam kasus penembakan Brigadir J di rumah Irjen Ferdy Sambo.
- Jenderal Sigit Pastikan Kesiapan Polri Jelang Pilkada Serentak 2024
- Kasus Polisi Tembak Polisi, Kompolnas Temukan Fakta Ini di Lokasi
- Kasus Polisi Tembak Polisi, Ini Permintaan Walhi kepada Kapolri
- 5 Berita Terpopuler: Kabar Terbaru Polisi Tembak Polisi, Diduga Pembunuhan Berencana, Kapolri Beri Perintah Tegas
- AKP Dadang Iskandar Pembunuh Kasat Reskrim Polres Solok Selatan Terancam Dihukum Mati
- Kapolri Ajak Pemuda Muhammadiyah Berantas Judi Online & Polarisasi Pilkada Serentak